Ramadhan yang Terlepas

    Seperti baru kemarin aku merasakan sahur pertama dengan teman-teman asramaku. Dan hari ini tanpa terasa Idul Fitri sudah menyapa kami. Ramadhan yang sebulan penuh itu hanya terasa sehari.

    Aku tak menyangka dalam waktu secepat itu aku masih menyempatkan diri berbuka bersama teman-teman Mesir di Cairo Kitchen, saat itu Menna yang mengantarkan aku. Dia jauh-jauh dari rumahnya hanya untuk mengantarku, aku tersentuh.

    Dan dalam waktu singkat ini aku berbuka dua kali bersama Aya di Azhar Park, dan di hari lain berbuka bersama Menna di City Stars. Satu hal yang sedikit aku sayangkan, tidak berbuka bersama teman-teman di Japan Foundation. Karena Aya sakit, dan Menna yang selalu tidak On Time. Namun, itu tidak menjadi masalah, semoga aku bisa menghadirinya tahun-tahun selanjutnya.

    Dan Ramadhan ini aku bolak-balik Konsuler KBRI dan kantor administrasi untuk mengurus visa dan surat kuasa. Dan berkali-kali ditolak. Hari yang menguras keringatku, aku hampit tidak kuat menjalankan ibadah puasa hari-hari itu karena rasa haus yang menyekat tenggorokanku.

    Dan aku latihan pedang di teriknya matahari, untuk persiapan pertunjukan cosplay tahun depan. Juga malamnya terkadang ke SIK [Sekolah Indonesia Kairo] untuk tarawih bersama dan mencicipi hidangan Indonesia usai Tarawih.

    Dari semua hal itu, aku merasakan hanya berlalu dalam sehari. Sepertinya Ramadhan kali aku tidak mendapatkan bekahnya sama sekali. Allah . . . aku menyesal . . .

    Guru sekolahku pernah berkata, jika seseorang merasakan hari berlalu begitu cepat, itu berarti mereka tidak memanfaatkan waktu yang dimilikinya dengan baik. Orang yang menggunakan waktunya dengan baik akan merasakan waktu berlalu secara normal.

    Nampaknya, aku banyak melakukan hal yang sia-sia tahun ini....
»»  Baca Selengkapnya...

abcs