"Virus" yang Berhasil Aku Sebar

Dulu……teman-teman sering mencelaku, karena segala yang ada dalam diriku serba Jepang. Mulai musik yang selalu kuputar, film yang aku sukai, mengirim SMS dengan kosakata bahasa Jepang, sampai diriku-pun mirip orang jepang (bukan bermaksud narsis, itu kata teman-teman lho…).Entah kenapa mereka begitu perhatian kepadaku, sampai hal-hal sekecil itu sangat mereka perhatikan :p.



Gelar “orang Jepang” sudah melekat di dalam diriku. Saat ulang tahunku menyapa, Rais mengirim pesan kepada teman-teman, “Hey…Teman-teman..!! Teman Jepang kita Ulang Tahun lho…..”. mereka langsung faham kalau itu aku.



Terkadang terjadi perdebatan panjang, saat teman-teman bertanya kenapa begitu “suka” dengan Jepang. Aku menjawab banyak hal positif dari Negeri Jepang, Gaya hidup sehatnya, keuletannya, kebersihannya yang tidak dimiliki penduduk Tanah Air kita, bahkan orang muslim sekalipun.

tetapi bagaimanapun juga aku lebih cinta Tanah Air dan bangga sebagai seorang Muslim :).


Mungkin awal mula aku menyukai negeri ini, karena film Kamen Rider [1]yang selalu update sampai sekarang, juga karena Anime[2]. Sampai pernah aku mendaftar beasiswa kuliah jurusan Sastra Jepang di salah satu Universitas tanah air, dan alhamdulillah diterima, meski tidak banyak orang yang tahu hal ini. Tapi aku tidak menerimanya, mengingat impianku lebih besar dari itu.



Dan sekarang…… aku berhasil menyebar “Virus” jepang ke penduduk asramaku, Islamic Mission City. Dengan tersebarnya film “Buzzer Beat”.



Buzzer Beat, film drama Jepang yang dibuat pada tahun 2009. film yang menyabet tujuh penghargaan. Awalnya aku sudah tahu film ini di Indonesia. Tetapi aku tidak begitu tertarik dengan film drama cengeng. Dan aku mulai menyukainya saat aku sudah menginjakkan kaki di negeri seribu menara ini.



Ceritanya tidak terlalu membosankan, aku terhanyut disetiap episode-nya. Lucu, sedih, menegangkan dan membuat penasaran.



Aku coba perkenalkan kepada teman-teman. Mereka mencela, dan tidak berminat. Satu orang suka dan mulai menontonnya, teman lain yang melihat sekilas ceritanya mulai tertarik. Dan satu persatu teman-teman mulai luluh dan menyukainya.



Tak henti-hentinya mereka menonton film itu, mereka yang awalnya mencelaku dan mencela film jepang menjadi tergila-gila. Teman yang tidak suka film Asia menjadi ketagihan dan bertanya kepadaku apa ada film yang serupa dengan “Buzzer Beat”?



Tidak hanya film, musik bahkan instrument Buzzer Beat sudah menghiasi kamar-kamar mereka. Rais pernah berkata, “ Aneh…..si Yaqin yang tidak suka musik Jepang kok sekarang jadi suka.”



Ahahaha…..seperti kejadian siang ini, saat si Fathi menyanyikan lagu Opening Buzzer Beat, Fikri menegurnya “ Fathi…..si Zay senang tuh….karena misi-nya berhasil….dia dibayar pake Dollar oleh Jepang.”



#######



Sebuah kisah tentang penghianatan, cinta sejati, dan usaha untuk meraih impian. Naoki, seorang pemuda yang menjadi tulang punggung keluarganya, satu-satunya lelaki dalam keluarganya. Berjuang keras untuk memberi yang terbaik untuk ibu dan kedua saudara perempuannya.



Dua tahun sudah dia menjalin hubungan dengan seorang gadis bernama Natsuki, gadis yang baik hati, lembut dan sukses dalam berkarir. Gadis yang senpurna di mata orang dan di mata Naoki dan keluarganya.



Tanpa diduga saat mereka berdua berikrar untuk jauh menapakkan kaki di Bahtera kehidupan ~Menikah~, Natsuki berselingkuh di belakang Naoki. Bagaimana kelanjutan cinta mereka? Dan bagaimana nasib Naoki selanjutnya? Saksikan….!! Buzzer Beat ^-^

Ahahahaha…..aku tidak pengen panjang lebar cerita film disini.



"You only know one true part of me"
I don't really mind if you laugh at me triumphantly like that

That deep voice that I seem to have heard before I was born
That's just a side story of my life I have to get used to

Even though it's impossible to know everything
Why do we persist and want to conquer anything
Striving for perfection (In a frenzy)
Nevertheless, the key to loving me fully, having one is enough

Assuming if that is one true part of you
It is most certainly, clearly my favourite part for sure
(Whatever it is)
In trouble times, I see you strain your eyebrows a little
And when embracing you, it's like you're softening up

If I obtained all of my dreams
You wouldn't notice again, would you?
What I need is not a yes or no to be said
A overwhelming touch (Ah, you are the one)
Nevertheless, the key to loving me fully, having one is enough

Only things you would know (I can't tell)
Only things I could see (Never know)
Both are the truth

Everything is part of something
We don't realize it
If you found a worthy reason
Don't ever lose it (Ah, you are the one)
Nevertheless, the key to loving me fully, having one is enough
Nevertheless, just that is enough

(Original Sountrack Buzzer Beat)





Zhie



[1] dulu di Indonesia disebut Kesatria Baja Hitam (Kamen Rider Black)

[2] Kartun Jepang.

»»  Baca Selengkapnya...

Seminar di Cairo University

Kamis, 26-Mei-2011


Pagi ini, di tengah pekerjaanku mengedit sedikit tulisan di blog, Ponselku berdering, mengeluarkan suara khas jepang, Ringtone yang baru aku pasang beberapa bulan ini, “Tadaima Chikaku ni Arimasen….!!!”



Aku lihat di layar, dari Luqman, teman S2 Al-Azhar yang aku kenal saat mengikuti diskusi kenegaraan di Language Community. Aku mengangkatnya, terdengar suaranya dengan aksen British. “ hey Zain…..kamu punya waktu pagi ini? Aku ingin mengundangmu mengikuti seminar di Cairo University, berbicara tentang Revolusi negara-negara Arab.”



Ah…pagi..!! aku ada janji dengan Dana untuk memindahkan komputer dari Rab’ah ke Asrama pagi ini, tepatnya jam 10. aku bertanya kapan selesai acaranya, mungkin setelah aku menunaikan janjiku, aku akan segera menyusul dan seminarnya menggunakan bahasa apa?



“ tidak bisa Zain…acara jam sepuluh tepat, dan kita harus berangkat jam sembilan. Kita ada undangan. Jika terlambat kita tidak diizinkan masuk. Dan materinya diucapkan dengan dua bahasa, Arab dan Inggris.”



Seminar yang sangat sayang dilewatkan, aku berbicara kepada Dana, bagaimana jika mengambil komputernya setelah Ashar, dia menyanggupi. Alangkah senangnya hatiku. Aku kemudian menelpon Luqman untuk mengikuti acara di Cairo University. Kita bertemu jam sembilan tepat di depan masjid asrama. Aku langsung bergegas mandi, mengambil peralatan dan segera meluncur…!!



Aku putar keran air di kamar mandi lantai empat, “Aaaargghh…!! Air habis..!!”. aku segera turun ke lantai tiga dan dua, hasilnya pun tetap sama. Kalau begini ceritanya, aku harus mandi di Masjid, tapi sebelumnya aku mengecek kamar mandi lantai satu, “Alhamdulillah..!! menyala..!!”



Aku bergegas keluar menuju masjid setelah merapikan diri. Aku bertemu Luqman dan dia berkomentar tentang sandalku, ah….aku tidak punya sepatu, karena sepatuku jebol, sandalpun tidak ada yang bagus, yang aku pakai sandal kamar mandi. Karena beberapa kali aku beli sandal pasti mudah putus, rusak dan jebol. Dan sandal kamar mandi ini yang masih kuat bertahan hinggaa akhir.



Aku berlari kembali ke lantai empat, meminjam sepatu temanku. Sepatu kulit coklat milik Hariadi.



Kita berangkat menggunakan Metro, kereta api bawah tanah. Cukup ekonomis dan menghemat waktu. Kita hanya membayar satu Pound.



Aku masuk menuruni tangga, kemudian berjalan lurus menaiki tangga, ada yang aneh….kenapa aku kembali ke atas? Ah….penyakit buta arahku belum sembuh. Dari bawah Luqman meneriakiku, “hey….What are you doing there[1]?”. Aku malu sendiri, segera menuruni tangga dan menghampirinya, untuk menghilangkan rasa maluku, aku menjawab, “I just wanna see the sun[2]. Luqman tertawa terpingkal-pingkal sambil berbicara kepadaku, “kamu tahu…..aku seperti nabi Musa sementara kamu nabi Khidir, aku tidak mengerti apa maksud perbuatanmu.”



Kita tiba di Cairo University, saat berniat masuk, tiba-tiba aku dicegah oleh security, memintaku untuk mengeluarkan karu identitas, saat itulah Luqman bergerak, menunjukkan surat undangannya.



Suasana di dalam teramat megah, tidak bisa dibandingkan dengan al-Azhar. Al-Azhar bangunannya kuno dan tua, terlihat seperti tidak pernah diurus, bahkan kalau kamu tahu sobat……kelasku ada di bawah tanah dengan kursi-kursi kayu layaknya kursi Sekolah Dasar di Indonesia. Jauh dari sempurna.



Aku benar-benar terasa di luar negeri saat memasuki Universitas ini, entah kenapa aku masih merasa di tanah air meski telah berbulan-bulan kuliah di al-Azhar. Sepertinya hatiku lebih condong di Cairo University.



Terlihat disini, para mahasiswa dan mahasiswi belajar di lorong lantai yang super bersih, pemandangan seperti ini jarang terlihat di al-Azhar. Luqman pun mengakui, dia malah ingin melanjutkan study di America University in Cairo, setelah membandingkan-bandingkan materi S2 al-Azhar dan America University in Cairo, Luqman mengaku diktat kuliah America University jauh lebih berkualitas.



Dan….disini aku tidak terasa berada di Mesir, aku serasa berada di negeri Eropa, mahasiswa/i yang berwajah ke-eropa-an, ditambah rambut mereka yang rata-rata berwarna pirang. Disini banyak yang tidak memakai jilbab.



Ada fenomena aneh di Mesir, mayoritas warna rambut laki-laki mesir hitam, tetapi kenapa si perempuan warna rambutnya pirang. Aku baru menyadari hal ini beberapa minggu ini.



Kami tidak menemukan sama sekali orang Indonesia disini, hanya kami berdua, ya…hanya kami berdua.



Kami berjalan menuju ruangan seminar, ruangannya tidak begitu besar, dan acara dimulai segera setelah kami memasuki ruangan, aku pergi ke kamar mandi untuk sedikit merapikan diri, karena ini acara formal, aku harus tampil sesempurna mungkin. Aku mengisi data diriku di meja resepsionis dan kemudian memasuki ruangan.



Acara dimulai….dan….lidahku kaku disertai degupan jantung yang semakin melambat saat mendengar perkataan para pembicara. bahasa perancis….!! Aaaargggh..!!! aku tidak paham sama sekali bahasa perancis. Waah…informasi yang diberikan Luqman kurang valid, katanya pake bahasa inggris dan arab.



Aku lihat judul yang tertera di banner belakang pemateri,


“ Revolutions arabes : sommes-nous a l’aube d’um monde nouveau? ”


Kupelototi selama tiga jam tema itu, aku tetap tidak tahu apa artinya T-T, ah…judulnya saja tidak tahu apalagi isi dari seminar.



Kulihat beberapa peserta keluar-masuk membawa sebuah alat yang mereka pasang di telinga. Aku heran…apa itu? Masak di tengah acara dengerin musik? Mumpung sudah ada disini aku ikut meminjam alat itu, mencari tahu alat apa itu sebenarnya. aku keluar dari ruangan, dan mengambil satu, tetapi dicegah oleh penjaga, harus ada ID Card atau Paspor sebagai jaminan, aku masuk lagi mengambil paspor di dalam tas, dan aku ditegur oleh ibu-ibu berambut pirang, “ jangan keluar-masuk sembarangan, jaga ketenangan ”. aku mengiyakan dan segera menyerahkan paspor tuk mengambil alat yang dipakai oleh sebagian peserta.



Aku terheran alat apa ini, aku pasang di telingaku dan menekan tombol yang diintruksikan penjaga. Dan……..terdengar suara berbahasa Arab. Ah……ternyata alat ini sebuah Translator, penerjemah dari materi bahasa perancis yang disampaikan pemateri. Katrok sekali aku yaa…. Baru tahu, kalau benda seperti ini ada di dunia.



Dan…usai Dzuhur, Coffee Break…!!!!. Wew… disediakan aneka roti mini dalam berbagai bentuk yang unik. Aku hampir mencobanya satu setiap jenisnya. Ahahahaha…!!!



Acara selesai saat adzan Ashar berkumandang, aku lihat pengumuman yang ditempel di Cairo University, Talent Show, dan…. Beach Parties?? Ihh….yang bener aja……ada acara kayak ginian di Mesir. Ah…rusak citra Mesir……negeri para ulama yang menjadi idaman para penuntut ilmu agama(khususnya). Ternyata tak jauh beda dengan Indonesia. Para muslimah sudah mengumbar aurot, tidak mempunyai rasa malu, dan hampir tidak ada batasan antara laki-laki dan perempuan.



Kita pulang dengan langkah Gontai, rasa capek menjalar di tubuh kami. Tanpa lepas rasa dahaga yang kian mencapai puncaknya.



Sebelum menuju asrama, kami sempatkan mampir ke pasar rakyat Attabah mencari buku-buku bekas yang murah. Dan terjadi pertengkaran di jalan, pemandangan lumrah yang terjadi hampir setiap hari di negeri ini. Watak orang mesir yang keras dan mudah tersinggung. Di tambah udara yang kian memanas akibat musim, menambah panas ubun-ubun mereka.



Aku tak hiraukan masalah itu, terlalu capek untuk diurus. Kami naik bis, duduk menikmati angin semilir yang berhembus dari sela-sela candela.





Zhie



[1] Kamu lagi ngapain disana.

[2] Hanya pengen lihat matahari.

»»  Baca Selengkapnya...

Quick Training

25-April-2011



hari ini acara "Quick Training" dilaksanakan, pelatihan kilat menulis dan menerjemah. malamnya kami tidur di rumahnya Umar yang memang jaraknya dekat dengan Wisma Nusantara.



aku tidur duluan, kira-kira jam 1 dini hari, sementara teman yang lainnya masih bekerja membuat Background sampai subuh. subuh aku terbangun dan bergegas pulang ke asrama untuk bersiap-siap.



aku persiapkan pakaian istimewaku setibanya di asrama. kemeja resmi putih lengan panjang ditambah setelan rompi jas hitam. aku sisir rambutku menutupi dahi, mengikuti gaya Yoo Ji Hoo dalam drama korea Boys Before Flowers.



aku berangkat ke tempat acara, teman-teman yang berpapasan denganku mengomentari penampilanku saat itu..."Wuuuiiih..!! Zainuddin...keren..!!" aku hanya tersenyum sambil berlari mengejar waktu.



setibanya di tempat acara, aku lihat beberapa orang sudah mulai berdatangan....aku heran sekaligus takjub, mereka terlihat begitu antusias, mereka datang tepat waktu. aku benar-benar sangat terkejut, ini hal yang sangat luar biasa bagiku.



karena setiap kegiatan yang diselenggarakan di Mesir, sudah menjadi kewajiban jika molor 2-3 jam. sekali lagi aku bilang sudah menjadi "kewajiban".



pertama kali aku tiba di Mesir, salah satu hal yang sangat aku keluhkan adalah hal itu, jam yang begitu mengaret. bahkan aku pernah sampai menunggu enam jam, acara yang diselenggarakan jam 12 siang, baru dimulai setelah maghrib. Fuuuh.......menjengkelkan..!!



aku masuk ke ruangan panitia, aku jumpai disana, Nunny, gadis manis kelahiran Saudi yang hanya menamatkan SMA-nya dalam waktu satu tahun, jenius bukan? bacaannya novel-novel arab, aku belum tentu bisa membacanya, membaca kitab saja terkadang masih membutuhkan kamus, apalagi novel yang bahasanya menyastra.



Nunny menyapaku, "Hey Zein.....wuih...rambutnya berubah lagi...tapi cakepan kemarin lho...!". secara tidak langsung Nunny memberiku saran yang sangat bagus. akhirnya aku memngambil sisir dan segera pergi ke kamar mandi, aku sisir ke belakang rambutku. dengan bagian samping yang sengaja menutupi telinga. aku lantas keluar dari kamar mandi dan menyiapkan acara "Quick Training".



saat aku kembali ke ruangan panitia, aku baru menyadari, kalau Nunny terus memandangiku dari belakang, pandangan yang aneh......pandangan terpesona....persis seperti pandangan teman-teman cowokku saat melihat wanita mesir yang cantik lewat di hadapan mereka. tak berapa lama kemudian....saat aku istirahat sejenak melepas lelah...Nunny berkata kepadaku, "Zein....aku foto yaa (pakai ponsel-nya), jarang sekali Nunny melihat Zein pakai kemeja." aku mengiyakan.



aku berpikir sejenak, kenapa hanya aku yang dia foto, sementara teman-teman lain yang memakai jas, dan dandanannya lebih rapi dari aku tidak ikut dia foto. ah....yang penting di dalam hatiku aku merasa senang, siapa yang tidak senang... di dalam ponsel gadis saudi yang cantik nan cerdas terdapat fotoku, ahahahahaha (Dasaaaar..!!).



beberapa kali aku keluar di depan para peserta untuk mempersiapkan hiburan, men-setting instrumen serta sesekali aku membantu bagian konsumsi untuk menaruh hidangan untuk para pembicara. kerjaku rangkap. maklum…..kita kekurangan panitia karena masih banyak teman yang belum kembali ke Mesir setelah kejadian Revolusi Mesir kemarin.



dan....tanpa kusadari...saat mataku sejenak melihat ke bagian peserta perempuan...mereka memandang terpesona ke arahku. pandangan yang persis sama yang dilakukan Nunny kepadaku. aku kira cuma kebetulan...saat beberapa kali aku keluar dari arah lain, mereka tetap memandangiku. aiihh....cobaan yang benar-benar mengujiku.



acaranya sangat meriah meski ada sedikit kekurangan...bayangkan, Door Prize-nya sampai lebih dari 30 buah buku. aku awalnya menyediakan hiburan biola....tapi ternyata para pemainnya banyak yang belum datang ke Mesir. dan aku ambil alternatif...aku dan temanku Farid berduet, aku memainkan Piano sedangkan Farid memainkan Biola, meski waktunya "mepet", tapi aku yakin bisa karena kuncinya mudah dan slow, tapi ternyata.....Farid tidak sanggup.



dan akhirnya aku mengambil alternatif lain...Pantomim, si pemain Pantomim sudah sangat terkenal di kalangan Gontor, tapi karena suatu insiden, yaitu tidak adanya Mouse untuk mengatur Instrumen, hasilnya kurang maksimal, tapi lumayan.



acara selesai setelah isya', dan terakhir kita foto bersama di background yang bertuliskan "Quick Training". saat giliranku yang berfoto....mbak Sariyah yang imut dan mbak kiki berteriak, "eh lihat...gayanya Zainuddin...F4 banget, pakaiannya seperti Gubernur...(gak nahaan,,!!), mirip Dao Ming Tse ( baca : tomingse )...Goo Jun Pyo..dan lain2." ahahaha......di dalam hati aku tersipu malu karena senang, tapi di luar, aku berusaha cuek dengan komentar-komentar itu.





Zhie

»»  Baca Selengkapnya...

Peluang Kerja di Mesir

Mesir.....berbagai macam jenis orang terlahir dari negeri kecil ini, tidak hanya Ulama', bahkan pengusaha besar pun bisa terlahir dari sini.



Aku hanya ingin menceritakan sosok lain dari kehidupan mahasiswa Indonesia di Mesir. aku tidak habis pikir, betapa kreatifnya ide-ide mereka.



Di saat orang-orang merindukan masakan tanah air, saat itu juga bertebaran hampir di seluruh pelosok Hay Ashir, restoran Indonesia. lebih dari sepuluh restoran saling bersaing di kawasan itu, karena memang Hay Ashir adalah pusat tempat tinggal mahasiswa Indonesia, tempatnya sangat startegis.



meski harganya terbilang mahal, tapi resto-resto itu tak pernah sepi tiap harinya. bayangkan....makanan mesir yang terbilang enak (menurutku) dan mengenyangkan seperti Kusyari[1], harganya cuma 3 Pound. sementara masakan Indonesia, paling murah 7 Pound, sementara rata-rata harganya 10 Pound bahkan lebih.



terkadang aku tertarik untuk menanam saham di salah satu Resto itu, layaknya salah satu senior di asramaku. beliau menerima 2000-5000 Pound setiap bulannya tanpa harus bekerja. tapi saat aku bertanya kepada temanku yang kebetulan bekerja di sana berapa harga Saham setiap persennya, dia berkata, 10.000 Pound untuk setiap 10 persennya. ah…...aku langsung putus asa mendengarnya. Sebenarnya ingin aku menanam modal di sana, prospek kedepannya bagus, modal bisa cepat kembali dan lagi, aku bisa menabung untuk masa depan, tapi sayang, uangku tidak mencukupi.



dan salah satu temanku pernah berbicara kepadaku, dan aku akui sangat bagus. mendirikan resto di Darrasah, nama kawasan di Universitas al-Azhar. yaa...hampir tidak kutemui masakan Indonesia disana, hanya masakan mesir yang terlihat. tentu akan ramai dikunjungi mahasiswa Indonesia, karena tak jarang mereka berangkat ke kuliah tanpa sarapan terlebih dahulu. mengejar bis yang datangnya tidak bisa diduga-duga, jika bis satu sudah lewat, satu jam kita menunggu belum tentu bis selanjutnya akan muncul.



disamping resto mereka juga menyediakan jasa pemgiriman uang, melihat jasa ATM yang terlalu mahal, setiap pengambilan kita dikenakan biaya 200.000 rupiah. dengan jasa ini, selain cuma dikenakan 50.000 rupiah, pelayanannya juga memuaskan, uang diantar langsung ke rumah kita, tanpa harus jauh-jauh pergi ke mesin ATM.



juga ada jasa pengiriman kitab, bagi para mahasiswa yang hobi "menimbun" kitab, jasa ini sangatlah menguntungkan. untuk menambah luas kamarnya yang sesak karena kitab-kitab yang berserakan.



jasa pengiriman barang.....bagi orang tua yang ingin mengirim barang atau bumbu khas Indonesia ke anaknya di Mesir. lebih direkomendasikan pakai jasa ini. berdasar pengalaman buruk temanku. orang tuanya mengirim barang ke alamat asrama, dan telah menghabiskan biaya pemgiriman 500.000 rupiah, lama dia menunggu, tidak ada kabar dari kantor pos asrama, ternyata barangnya ada di kantor pos lain yang jaraknya lumayan jauh dari asrama, harus menempuh bis. setelah dicek di kantor pos tersebut, ternyata barangnya sudah dikembalikan di Indonesia karena tidak ada yang mengambil. 500.000 ribu lenyap sudah.....



*******



jasa Sewa mobil.....mungkin karena terinspirasi dari banyaknya organisasi di mesir, yang mengharuskan pergi kesana-kemari....juga banyaknya turis atau keluarga mahasiswa yang berkunjung di Mesir, maka muncullah jasa ini.



dan bagi mahasiswa yang ingin Haji, Umroh, atau Pulang ke Tanah Air, ada juga mahasiswa yang menyediakan jasa Tiket.



dan masih banyak lagi kreatifitas-kreatifitas para Masisir(sebutan untuk Mahasiswa Indonesia di Mesir). dan mungkin beberapa yang aku sebut di atas adalah yang paling besar di antara yang lainnya, yang lainnya mungkin usaha kecil-kecilan, seperti jualan pulsa yang saat ini kujalani.



juga jualan rokok Indonesia, mahal lho..Rokok Indonesia disini, satu pound satu batang. kata para penikmat rokok sih, rokok Mesir hambar, tidak ada rasanya.....padahal jika aku diberi kesempatan untuk pulang saat terjadi Revolusi Mesir kemarin, aku ingin membawakan berbagai macam rokok Mesir untuk kakak, tapi...memang belum saatnya...



ngomong-ngomong soal Revolusi, ternyata kesempatan evakuasi benar-benar dimanfaatkan oleh Masisir, banyak dari mereka yang menikah setibanya di Indonesia. emm...jadi kepengen :p.

dan....momen ini pun tidak disia-siakan oleh mereka yang punya jiwa pebisnis, mereka membawa pakaian Indonesia yang kemudian di jual di Mesir. harap maklum....pakaian Mesir norak-norak. sudah ketat warnanya mencolok lagi, tidak akan kuijinkan tubuhku memakai pakaian norak seperti itu...Hoek..!!



ada juga di asramaku, teman-teman yang jualan Bakwan, bahasa jawanya "Ote-ote". juga teman-teman yang menyewakan modem. sebenarnya aku juga mau menyewakan modem, tapi mengingat di asramaku sudah lebih dari lima orang yang menyewakan modem, aku jadi tidak berminat lagi menyewakan modem.



em.....apalagi yaa.....sebenarnya masih banyak hal-hal kreatif yang dilakukan Masisir, tapi karena hanya ini yang saat ini kuingat. terpaksa deh......sampai disini dulu yaa....para pembaca ^^, sampai jumpa lagi di lain kesempatan ^^.






Zhie



[1] Campuran makaroni, mie, jagung, adas, nasi, dan bawang goreng yang ditaburi bumbu khas.

»»  Baca Selengkapnya...

Akhir yang Aku Jalani

Senin, 2-Mei-2011


Hari ini….kegiatan yang aku pimpin berlangsung. Awalnya aku tidak ingin memimpin kegiatan apapun, karena salah satu hal yang aku takutkan adalah memberi sambutan, aku kurang professional dalam hal berbicara di depan umum.



Saat itu, tanggal 28-April-2011 kita berkumpul di Ashab[1] Gami’[2]. Evaluasi acara “Quick Training[3]” yang diadakan tanggal 25 April lalu, mengisi angket kesan dan pesan Informatika, juga pemilihan kepanitiaan LPJ[4].



Aku datang agak terlambat hari ini, karena menunggu Dana yang tengah mandi, ah….itu tak jadi masalah. Aku datang dengan memakai baju batik. Karena memang bajuku habis, hanya tersisa beberapa helai baju yang aku kira tidak cocok jika aku pakai hari itu.



Kita benar-benar terlambat, setelah ashar Mbak Rini menelponku, kira-kira jam berapa kami akan datang? Aku mengatakan mungkin satu jam lagi, karena saat itu kami masih berada di Asrama, tengah berjalan menuju gerbang.



Bis yang kita naiki tepat berhenti di Ashab Gami’, teman-teman yang tengah berkumpul heboh melihat penampilanku, mereka meledek “Habis dari Kondangan yaa?” ahahaha aku tidak menghiraukan kata-kata mereka.



Aku tengah menulis angket kesan dan pesan, aku sibuk menulis kata demi kata di dalam kertas selebaran itu. Sedangkan Bang Jo mulai memilih kepanitiaan LPJ. Pertama kali mereka memilih ketua panitia, mereka memilihku, spontan aku menolak secara terang-terangan lantas kulanjutkan kembali menulis angket.



Tanpa aku sadari, beberapa orang tetap bersikeras memilihku sementara aku tengah sibuk menulis angket. Dan aku terkaget saat menyadari aku dipilih menjadi ketua LPJ tahun ini tanpa persetujuanku.



Aku mengatakan ketidaksanggupanku, karena aku tidak tahu secara detail LPJ tahun kemarin. Begitu juga sekertarisku Rahmat Nur Amin, dia tidak ingin ditunjuk sebagai sekertaris, tetapi para "pimpinan" meyakinkan kita berdua dan bersedia membantu.



Dan……sebelum kita berpisah, aku sempat menangkap sepasang mata yang selalu melirikku. Aku lihat….Ayu secara diam-diam melirikku, mata kami berpapasan, kemudian aku arahkan pandanganku ke arah lain. Aku kembali melihat Ayu, ternyata dia masih melirikku. Dan untuk ketiga kalinya aku melihat ke arah dia, aku sengaja menatapnya lama kali ini, aku hiasi seuntai senyum di bibirku, aku ingin melihat reaksinya. Dan…….akhirnya dia mengalihkan pandangannya.



Aku sadari…sejak aku merubah gaya rambutku, beberapa gadis sering melirikku secara diam-diam. Gaya rambut yang awalnya aku arahkan menutupi dahi, kini aku sisir ke belakang.



*******



Malam itu, aku langsung menginap di rumah Rahmat dan kawan-kawan. Saat itu laki-laki berdarah Sulawesi itu dalam keadaan tidak sehat. Memang udara malam itu sedang tidak bersahabat. Malam hari udara begitu dingin menusuk, siangnya begitu panas menyengat.



Sejenak aku singgah di rumah Rahmat, malam itu ada pertandingan bola. Seluruh isi rumah berencana pergi menonton. Sebagian ke Suuq Sayarah[5], dan sebagian lagi berpencar entah kemana. Karena Rahmat sakit…kami memilih tempat yang tertutup. Akhirnya kami memilih satu tempat, di sebuah kafe yang dikelilingi pepohonan rindang, terkesan alami, seolah berada di hutan. Difasilitasi oleh layar tancap dan berpasanga-pasang kursi dan meja.



Di perjalanan Rahmat berbicara kepadaku,

Rahmat : Zen…..(Panggilan Rahmat kepadaku)….sebenarnya aku tidak ingin menjadi sekertaris, seumur hidupku aku tidak pernah menjadi sekertaris, tetapi para pimpinan meyakinkan aku kalau hanya Copy-Paste surat-surat tahun kemarin…akhirnya aku mau menerimanya….mengingat ini adalah kegiatan terakhir Informatika….dan…ada tanda-tangan kita tertera disana sebagai kenangan….



Terakhir……seketika jantungku berhenti berdetak. Hatiku mulai diliputi rasa syukur, aku beruntung bisa memimpin acara terakhir Informatika, sebelum aku mengundurkan diri nantinya……..



Setidaknya…..aku bisa meninggalkan kenangan……juga tanda tangan terakhirku sebagai keluarga Informatika……





Zhie



[1] Salah satu nama minuman, perasan tebu. Tapi terkadang para Mahasiswa menyebut kata Ashab sebagai nama tempat penjual aneka minuman di Mesir.

[2] Salah satu nama tempat di Nasr City.

[3] Pelatihan kilat menulis dan menerjemah.

[4] Laporan Pertanggung Jawaban.

[5] Lapangan luas tempat jual-beli mobil.

»»  Baca Selengkapnya...

Kembali Tersenyum

5-Mei-2011


Sore ini…..aku kembali tertawa bersama Rais dan Fikri…setelah sekian lama aku terpuruk di Organisasi, kehilangan sesuatu yang menghiasi diriku…..



Beberapa minggu ini…..aku terlalu sibuk mengurusi berbagai kegiatan….Quick Training : Pelatihan menulis dan menerjemah, LPJ Informatika dan lain-lain. Berhari-hari aku tidak tinggal di asrama, tidak lagi bercengkrama bersama teman-temanku.



Aku hampir saja melupakan sahabat-sahabatku yang selalu ada disampingku, pikiranku hanya tertuju kepada satu tujuan…mensukseskan acara yang aku rangkai…



Egois…..aku telah berubah menjadi makhluk egois tanpa senyum dan keramahan…aku menangis di dalam hati, Allah……



Tapi rupanya Allah masih sayang kepadaku…Allah masih berusaha mengingatkanku….di tengah persiapanku menuju acara……Rais dan Fikri masuk ke kamarku, pekerjaan yg selalu kami lakukan….masuk-masuk ke kamar teman. Rais yang tengah melihatku berbenah dan merapikan diri…..bersuara pelan, Juu…. (panggilan Rais kepadaku) aku kangen…..dah lama kita tidak bercanda dan tertawa bareng…kamu tidak merasa hal seperti itu juga Juu….? Aku lihat Fikri juga terdiam tanpa kata.



Aku tak begitu menghiraukan mereka….selesai berbenah…aku keluar dan melangkahkan kaki menuju Wisma Nusantara.



Di tengah kesendirianku….entah mengapa kata-kata rais mulai memasuki nadiku, memberi embun dalam kegersangan jiwaku….aku tersindir, sedih…dan hampir menitikkan air mata…Allah…



Aku telah menjadi orang lain beberapa minggu ini…..melupakan orang-orang yang selalu peduli kepadaku….bukan menjadi orang seperti ini yang aku inginkan…



Saat LPJ Informatika berlangsung…aku dicalonkan menjadi pemimpin Informatika, aku mulai melakukan kampanye ku, pidato singkat…..bahwa aku tidak bersedia menjadi pemimpin Informatika dan menyatakan pengundur-dirianku di hadapan keluarga besar Informatika dengan berbagi pertimbangan…..mulai saran ibu untuk tidak menjadi pemimpin sebagaimana yang disampaikan Mbak Wilda kepadaku lewat e-mail, juga aku ingin kembali bersama teman-temanku……teman-teman yang selalu peduli kepadaku tanpa aku minta…..aku ingin berlari dan tertawa kembali bersama mereka…!!



Jum’at sore, 5-Mei aku berkunjung ke rumah teman-teman, sunyi….tidak ada seorang pun yg tinggal di kamar itu, aku merasa kesepian..aku ambil salah satu buku di rak itu…aku baca mengobati rasa sendiriku….



Tanpa terasa…satu persatu teman-teman mulai memasuki kamar….mereka menyapaku…mengajakku bercengkrama…..adu menggambar, tertawa keras Rais yang khas, memecah suasana…membuat aku dan Fikri tak kuat menahan tawa….



Tak berapa lama…Ba’is menanyakan perihal Informatika,


Bais = “Zai…(panggilan Bais kepadaku)…Informatika sudah pergantian pengurus yaa?

AQ = iya ^^

Bais = kamu jadi apa Zai?

AQ = aku mengundurkan diri is…

Bais = kenapa Zai…

AQ = tahun ini…aku ingin mencari pengalaman lain, tahun depan..aku ingin mendalami keilmuan….



Rais memberi respon positif kepadaku…aku senang….aku bisa kembali tertawa kembali bersama teman-teman satu pemberangkatan denganku.





Zhie

»»  Baca Selengkapnya...

Insiden 'Ubaidilah', Bis Malam, dan ultah Cuprit

Selasa, 10-Mei-2011

Banyak kejadian yang menyenangkan terjadi hari ini, setelah Dzuhur aku pergi ke Sholah Kamil[1] bersama teman-temanku. Mengikuti ORMABA (Orientasi Mahasiswa Baru), yaa….semacam Ospek di Indonesia.



Padahal jauh-jauh ke Mesir, mengira tidak ada Ospek…ternyata tetap tidak lepas dari hal satu itu…Fuuuh… tapi untunglah Ospek disini tidak kejam seperti di Indonesia, yang terkesan menyiksa dan mengerjai mahasiswa baru habis-habisan. Kegiatan ospek disini hanya diisi seminar-seminar yang berkualitas, dengan para pemateri yang handal dengan tidak melupakan acara inti, makaaaaan..!!!.



Ospek berlangsung selama dua hari, hari ini dan besok. Tapi sepertinya aku tidak bisa mengikuti acara esok. Setelah Ashar, mbak Rini menelponku….



Rini : Zai…..besok kita Rihlah[2] ke (hehehe…aku lupa nama tempatnya), kamu mau ikut tidak? Kalau mau kita pesankan makanan-nya, kalau tidak juga tidak apa-apa.

Aku : iya mbak…!! Aku mau..!! berkumpul dimana?

Rini : di Hadiqah Dauliah[3], jam setengah tiga, datang jam tiga juga tidak apa-apa ^-^



Jika aku diberi dua pilihan, antara mengikuti ospek yang di hadiri pemateri handal dengan hadiah notebook dan modul sebagai fasilitas, dengan Rihlah bersama teman-teman Informatika. Aku lebih memilih Rihlah bersama Informatika.



Bukan masalah Rihlah-nya. Siapa sih yang tidak kepengen Rihlah? Bagiku…..acara ORMABA mungkin lebih baik bagiku, karena aku mendapat pengetahuan baru, tapi Rihlah bisa aku lakukan kapan-pun.



Tetapi itu bukan point penting yang aku pikirkan, Rihlah bersama Informatika. Jika yang mengajak orang lain, tentu aku tolak, tetapi ini…Informatika. Mereka sudah menjadi keluargaku. Aku yang tak punya keluarga di Mesir, mereka membentangkan tangan untukku, mengayomi aku, memberikan aku senyum dan tawa. Aku ingin melukis kembali kenangan bersama mereka, meskipun saat ini aku sudah mengundurkan diri dikarenakan berbagai alasan dan pertimbangan.



*******



Pemberian materi dibagi menjadi dua sesi, pertanyaan-pertanyaan sesi pertama dikuasai oleh anak-anak fakultas lain.



Empat pertanyaan pertama dilempar oleh Eva[4], cowok yang aku lupa namanya, Fardan[5], dan Dana[6]. Pertanyaan dan paparan mereka merenyahkan suasana karena joke-joke mereka, hanya saja Fardan yang kurang berhasil mericuhkan suasana, humor-humornya tidak berhasil membuat tertawa peserta. Ah….itu tidak menjadi masalah.



Usai sesi pertama, aku dan sahabat sefakultasku, Hariadi melakukan rencana. Dari sesi pertama tidak ada fakultas Dirasah yang angkat bicara, kami mengakui, kami adalah kalangan Minoritas, dilihat dari daftar hadir, ada puluhan perwakilan dari masing-masing fakultas, hanya fakultas Dirasat saja yang memiliki perwakilan dua orang, ya…dua orang, miris bukan?



Kami berencana menguasai pertanyaan di sesi dua kali ini, kita memang Minoritas tapi harus berkualitas, ucapku kepada Hariadi.



Sesi dua dimulai setelah Ashar, berangkat dari pengalaman, moderator memilih penanya dari maing-masing sisi tempat duduk, Hariadi berpindah menuju tempat duduk lantai atas, sementara aku tetap di bawah, ini startegi kami.



Pemberian materi berlangsung, diambil empat penanya, satu dari atas, Hariadi berhasil mendapatkan kesempatan itu, dua lainnya dari pihak laki-laki, dan celakanya penanya terakhir diambil dari pihak perempuan, aku belum mendapatkan kesempatan untuk bertanya.



Dan Alhamdulillah , Allah memberi kesempatan kepadaku, tidak ada dari pihak perempuan yang ingin bertanya, ini kesempatan terakhirku, banyak para laki-laki mengangkat tangannya, aku harus menang dari kompetisi ini, aku mengangkat tangan dengan badan sedikit agak berdiri, agar tanganku terlihat agak jauh lebih tinggi dari yang lainnya. Dan si moderator menunjuk, “ya…yang memakai kacamata itu” dia menunjukku, Alhamdulillah..!! aku mendapatkan kesempatan untuk bertanya..!! karunia Allah yang tiada taranya. Allah memudahkan jalan bagi kami untuk mengangkat nama fakultas kami.



Pertanyaan pertama dari Hariadi, pertanyaan rumit, menambah kesan mahasiswa Dirasat semakin berkualitas. Dua pertanyaan berikutnya sugguh garing, semua peserta hanya diam seribu bahasa, harus ada perubahan, tidak bisa acara seperti ini berjalan semakin membosankan, perlu adanya penggebrakan, Ice Breaking…!!



Giliranku yang bertanya, mike aku terima, aku tetap duduk tidak seperti penanya lainnya yang berdiri, keras kepala yaa? Itulah aku. Ahaha. Kemudian aku ditegur oleh moderator untuk berdiri dengan alasan agar Akhwat[7] bisa dengan jelas melihatku. Alasan itu yang semakin membuatku enggan untuk berdiri, aku tidak mau pamer kepada para gadis, harga diriku bisa rusak.



Awal mula aku mengomentari joke Pemateri[8] terhadap Moderator[9] yang berkata bahwa si Moderator tidak laku, aku berkata, “Bapak pemateri jangan salah sangka, meskipun dari luar tampak tidak laku, beliau sebenarnya sudah melakukan langkah khusus, bahkan beliau pernah mengajarkan kepada salah satu teman kami “langkah Tiga si”, kolekSI, selekSI, dan resepSI.



Tertawa ricuh mulai menghiasai ruangan Sholah Kamil. Aku berhasil memecahkan suasana. Disini aku memperkenalkan diriku sebagai Ubaidillah dari Fakultas Dirasah Islamiyah, aku memang sengaja, aku tidak mau menampilkan nama asliku seperti yang lainnya.



Kedua aku mengucapkan terima kasih kepada pemateri kedua, bapak Cecep, aku berkata, “terima kasih untuk pak cecep, anda telah menghibur saya”. Para peserta beserta moderator kembali tertawa. Tanpa ku sengaja aku kembali memecahkan suasana. Terkadang aku berpikir mereka terlalu melihat kata-kata spontan secara Dzahiri, tanpa mendalami terlebih dahulu makna tersirat yang terucap.



Aku akui perkataan bapak Cecep menghiburku, materi pertama yang terkesan membosankan bagiku, setelah datang pak Cecep, pikiranku kembali terbuka, penyampaiannya membuka kembali cakrawala berpikirku. Dan memberi pesan moral yang pas dan sesuai dengan keadaanku saat ini.



Aku lanjutkan kembali perkataanku, “saya terkesan dengan penampilan Bapak Cecep, Jas-nya, Dasi-nya, mirip Mario Teguh. ( keriuhan suasana kembali tampak, memecah keheningan semua sisi gedung megah Sholah Kamil )



“Salam Super[10]…pak Cecep” ( tak henti-hentinya aku menahan tawa, mendengar reaksi heboh teman-teman yang hanyut dengan suasana yang aku bawa )



Aku bertanya mengenai pembunuhan karakter, mulai orang-orang yang sering menjatuhkan dan mengejek aku, menghalangi aku untuk bergerak dan berprestasi juga pertanyaanku tentang penambahan misi dan visi.



Aku mendengar teman-teman dari arah belakang tertawa, mungkin itu orang-orang yang merasa pernah menjatuhkan aku, tapi aku sadar, mereka yang memberikan aku cambuk motivasi bagiku, membuatku terus berjuang dan menunjukkan kepada mereka bahwa aku tidak seperti yang mereka bayangkan.



Pertanyaan aku tutup, sebagian teman-teman meneriakkan namaku…Zainuddin..!! Zainuddin..!! dengan dihiasi suara tepukan tangan sebagai BackSound-nya ( ih…..sudah capek-capek make nama palsu, ternyata ketahuan juga )



Acara berakhir, aku melaksanakan sholat Maghrib berjama’ah bersama teman-teman. Dan tiba-tiba ada panggilan, “Ubaidillah…Ubaidillah….” Aku sayup-sayup mendengar dan……….



Dan aku baru menyadari kalau….. ITU NAMA PALSU YANG AKU PAKAI…!!! Aku menoleh ke belakang ternyata teman-temanku..!! mereka berdatangan satu-persatu sambil tertawa meneriakiku “Ubaidillah”.



Bermacam-macam komentar silih berganti menghujaniku,

Andi Arifin : “ aku kira siapa? Namanya Ubadillah tapi kok suaranya familiar banget.”

Rais : “ Juu…kamu tadi pake nama-nya siapa? ”



*******



Kami menunggu teman-teman lain yang masih menunaikan Sholat Maghrib, dan tiba-tiba Nunny menghampiriku, “Zein mau pulang ke Bu’uts tidak? Aku mau ke Darrasah naik apa yaa untuk menuju kesana”, dari belakang teman-teman menyorakiku……Ciee..Zainuddin…siapa itu..??



Nunny, Gadis kelahiran Saudi, banyak orang menilainya cantik dan anggun, gaya kerudungnya yang khas Arab sudah menjadi ciri khasnya. B.Arabnya super lancar dan baru-baru ini aku mendengar dia berbicara dengan B,Inggris saat menelpon. Dan satu kelebihan dari dia yang belum aku temukan dari gadis manapun yang aku temui selama ini. Ekspresi wajahnya selalu tersenyum, meskipun dia kecewa mimiknya selalu tersenyum.



Mari aku perjelas perbedaannya. Gadis manapun yang diberi gelar murah senyum, pasti masih memiliki mimik sedih dan kecewa, meskipun dihadapan orang lain selalu menutupi mimik dengan senyum. Tapi Nunny berbeda, sepertinya hanya mimik senyum yang ada di wajahnya, berkali-kali aku terkadang mendengar nada bicaranya yang kecewa…..tapi di wajahnya mimik senyum yang terlihat, mimik senyum asli, tanpa berniat menutupi kekecewaan. Gadis Unik.



Berkali-kali teman-teman menyorakiku dan menyindirku, akhirnya aku malu dengan sendirinya, kemudian aku mengajak Nunny keluar, teman-teman semakin keras menyorakiku, “Ciiee…..Malu…!!”



Dan Alhamdulillah, beruntunglah aku, ada bis menuju Darrasah yang berhenti menunggu kita, aku tunjukkan kepada Nunny bis itu, dan alangkah terkejutnya aku, satu bis diisi oleh mahasiswa Indonesia semua^^.



Suasana Malam di Bis yang sungguh menyenangkan, di tengah perjalanan ada beberapa orang Mesir yang terkejut melihat isi Bis yang seluruhnya orang Indonesia, mereka bertanya nama kami satu persatu, teman-teman mengaku bernama Bruce Lee, Jet Li dan petinju muslim terkenal Muhammad Aly.



Riuh suasana menghiasi perjalanan. Di dalam bis, teman-teman saling meledek, meledek kejadian tempo hari, saat Yazen kebetulan mencuci bersama para pekerja asrama di kamar mandi, “Si Yazen nyuci baju bersama paman-paman Mesir, mau buka Laundry Zen?”



Kemudian terlintas toko “Lulu[11] Center” , si Fathi bertanya apa artinya Lulu? Yazen yang sedikit kesal karena ejekan tadi mengangkat suara, Lulu ya Laundry..!!

Meledak tawa penumpang seisi bus.



*******



Sore hari sebelum acara ORMABA selesai…Cuprit, seorang sahabat yang aku temukan di situs jejaring sosial Paperdrink mengirimi aku pesan, “asssalamu’alaikum…Zhie sibuk?”. Aku menjawabnya, dan berencana tuk online dan chatting dengannya sepulang dari kegiatan ini.



setibanya di asrama ku lihat jam di Ponselku, terlukis angka setengah sembilan malam disana, aku urungkan rencanaku tuk online, karena terlalu larut, Cuprit pasti sudah terlelap, di Indonesia sudah lewat tengah malam.



Pagi hari usai melaksanakan sholat subuh, aku buka Paperdrink-ku, alangkah terkejutnya aku, ternyata hari ini Cuprit Ulang tahun sementara adiknya Ulang tahun sehari sebelumnya. Dua pasang saudara yang terlahir di tanggal 10 dan 11 Mei. Unik..!



Kebahagian yang tiada terkira, Momen yang tepat, Aku bersyukur kepada Allah…karena Allah memberikan aku kesempatan untuk online hari ini, sedih tiada terkira jika aku melewatkan hari ini.



Aku periksa status-statusnya, aku perhatikan dengan jeli waktu pembuatan status, ternyata dia keluar makan malam bersama keluarga-nya saat mengirimiku sms kemarin sore.



Ku rangkai kata demi kata, kukirim secara istimewa teruntuk sahabatku di seberang, yang memberiku banyak pelajaran kehidupan meski (mungkin) dia tidak menyadarinya, Cuprit…



Seikat kata sederhana aku kirim untuknya, kata yang pernah aku kirim untuk Mbak Rini menjelang ultah-nya. Karena bagiku….mereka berdua adalah orang-orang yang sangat berarti dalam kehidupanku.



YiHiiiii....!!!
Cuprit ultah ^^ 11-Mei yaa ^^

Ya Allah...!!!! Alhamdulillah..!! hari ini aq tdk terlewat...masih bisa ngucapin selamat...^^

kian lama umur kita semakin terkikis….dan tanpa terasa Allah akan mengutus Cahaya-Nya menjemput qt

hiasi umur yg tersisa dg kebaikan

Allah melihat…..jg mendengar…..tetesan kebaikan yg qt persembahkan utk-Nya

sahabatmu
Zhie






Zhie



[1] Salah Satu Auditorium di Kairo, untuk membuat acara besar, kerap kali mahasiswa Indonesia memakai Sholah Kamil sebagai tempat.

[2] Jalan-jalan.

[3] Taman Internasional.

[4] Mahasiswai Ushuluddin marhalah Byzantium.

[5] Mahasiswa Darul Lughah dari Mu’allimin.

[6] Teman sekamarku sekaligus teman satu organisasi, Almasry dan Informatika.

[7] Gadis-gadis (umumnya diartikan sebagai “para saudara perempuan”)

[8] Pemateri pertama Bapak Mukhlashon.

[9] Moderator saat itu Jamal Abdul Lathif.

[10] Kata khas Mario Teguh.

[11] Permata.

»»  Baca Selengkapnya...

abcs