Namaku di Mata Dunia

Rabu, 29-Juni-2011
Selepas Ashar



respon yang aneh, berbeda dan mengesalkan saat orang-orang dari belahan lain menyebut namaku.


tak jarang aku tertawa saat mereka menyebut namaku. orang mesir memili cara baca yang aneh. berbeda dengan orang arab. saat mereka memperkenalkan namaku sebagai "Zainuddin", mereka geleng-geleng, sulit mengeja, dan bengong beberapa saat.


saat hal itu terjadi, mau tidak mau aku harus menulis namaku di secarik kertas, baru setelah itu, mereka tertawa dan berteriak,"Zinedin"...!!!


sejak itu aku mulai sedikit mengerti tentang gaya bicara orang mesir, setiap kali aku bertemu dengan orang mesir, aku buang kata Zainuddin, karena aku yakin mereka tidak akan faham, aku katakan kalau namaku, Zinedin.


*******


terkadang aku terlewat batas. memperkenalkan nama Zinedin tidak hanya ke orang Mesir, tetapi juga ke teman-teman dari negara lain, spontan mereka tidak faham. sampai terkadang ada orang kulit hitam, entah dari negara mana memarahiku.
"masa "Zainuddin" dibaca "Zinedin" Hey....kamu itu mahasiswa al-Azhar."
spontan saja aku tersinggung, dia membawa nama al-Azhar untuk mencelaku, aku balas dia, "kamu berapa tahun di Mesir, kamu tidak pernah bergaul dengan orang mesir? kamu tidak tahu yaa...dalam bahasa "Amiyahnya(bahasa pergaulan yang dipakai orang mesir), orang-orang mesir menyebut "Zainuddin" itu "Zinedin", dan kamu tidak pernah melihat televisi apa? pemain sepakbola Muslim Zinedine Zidane, jika dituis dalam bahasa arab bacanya gimana, Zainuddin bukan?


si Afrika yang berkulit legam itu akhirnya diam tak berbahasa, aku tertawa senang didalam hati, makanya hati-hati kalau mencela orang, salah mengejek orang ente bro...

*******


terkadang, orang mudah mengenaliku, karena namaku mirip peman sepakbola perancis berkebangsaan Aljazair, Zinedine Zidane. mereka langsung berteriak saat aku mengucap "Zainuddin".
Zainuddin.....? Zinedine Zidane?? Demi Allah..!!!??
aku langsung menganggukkan kepala sambil tersenyum kecil.


hari ini, selepas Ashar, aku baru saja berkenalan dengan dua orang Nigeria. aku memperkenalkan diriku sebagai Zainuddin, karena aku kapok. aku harus pandai dan teliti menyebutkan namaku. khusus orang mesir saja aku mengatakan Zinedin. mereka takjub mendengar namaku, Masya Allah...!! nama yang sungguh bagus...Hiasan Agama....Insya Allah kamu akan bisa menghiasi agama...


yaa....semoga suatu saat aku bisa memberi warna pada agamaku, bukan warna yang kelam tentunya, tapi warna solidaritas dan pengertian.





Zhie
»»  Baca Selengkapnya...

Ujian Kelima

Senin, 27-Juni-2011


hari ini.....ujian kelimaku, tinggal empat pelajaran yang tersisa. ada keajaiban hari ini, benar-benar aku rasakan bantuan Allah begitu dekat dan nyata..!!


hari ini dua pelajaran digabung menjadi satu, salah satu dari kedua pelajaran itu, bukunya tebaal..!! dan tulisannya kecil-kecil..!! Allah....


rasa putus asa sempat menyelimutiku, meski sudah aku siapkan jauh hari, degupan jantung dan gemetar tetap menghiasi hariku, ditambah hafalanku hilang seiring berjalannya waktu.


juga rasa kantuk yang menyengat sejak kemarin, pagi, sore, bahkan malam-pun tidur. aku tidak bisa belajar dengan Optimal. padahal ujian sudah didepan mata.


berbeda dengan ujian sebelumnya, aku bisa memaksakan diri untuk tidak tidur semalaman, tapi sekarang...tidak bisa.


aku benar-benar pasrah kepada Allah.....aku serahkan semuanya kepada Allah...


dan...tanpa diduga, aku merasakan hal yang berbeda dari hari-hari sebelumnya, tanganku begitu lancar menggoreskan tinta, memenuhi lembaran putih yang tersedia.


aku keluar dari ruang ujian dengan rasa puas yang tidak tergambarkan, meski aku tidak sepenuhnya yakin dengan jawabanku, tetapi aku tetap merasa sangat bersyukur....


*******


aku pulang dengan bis, bersama seorang teman yang entah namanya siapa, tapi dia mengenalku. ( jadi malu.. :p )


begitu kami melihat bis, kami langsung berlari, dan tanpa kita sadari...bisnya sunyi, aku lihat di jok paling belakang, hanya duduk seorang temanku. dan satu-persatu para perempuan berjilbab ikut memasuki bis, para gadis berjilbab dari seluruh belahan dunia.


bis mulai berjalan...dan....sesaat aku tersadar dari pikiranku yang sedang menerawang. ternyata.....hanya kita bertiga yang laki-laki..!! yang lainnya perempuan...!!!
Aaaaarggghh...!! tapi tidak apa-apa yang penting bisa duduk dengan nyaman menikmati semilir angin musim panas.


dan tiba-tiba bis berhenti..!! kata salah satu temanku, "bisnya mogok". masa? baru kali ini lho, aku mendapat pengalaman bis mogok di Mesir. kami diusir keluar oleh sopirnya, terpaksa kita mencari bis lain, untung tidak ditarik ongkos bis.


kita mencari tempat teduh, menunggu bis lain, ternyata.....bis yang sempat kami tumpangi melaju kencang meninggalkan kami..!! Arrrggh..!!! ternyata sopirnya membohongi kita, ketahuan akal-bulusnya si sopir. gak mau nganterin "segelintir" orang. maunya cari penumpang yang penuh.


Zhie
»»  Baca Selengkapnya...

Pertemuan Kembali

Rabu, 22-Juni-2011


hari ini ujian ketigaku, Fiqh. malam ini aku hanya tidur dua jam untuk mengejar ketinggalanku. kitab Fiqh ku hilang, sudah aku cari kemana-mana, tetap tidak aku temukan. dengan sangat terpaksa aku meminjam kitab fiqh teman dari fakultas lain, Alhamdulillah...pembahasannya tidak jauh beda dengan Fiqh-ku.


menjelang tengah malam kemarin, Hakim, teman sefakultasku menelpon, mengajak ku untuk datang ke kuliah pagi jam delapan tepat. aku menyatakan ketidaksanggupanku. karena sebelum berangkat, aku mengulang pelajaran yang sempat aku hafal.


kasihan si Hakim, karena "korban" Evakuasi kemarin, dia terlambat kembali ke Mesir. pengurusan visa dan tiket yang melambat, menyebabkan pemuda satu ini terlambat datang ke Mesir, laki-laki berdarah sulawesi ini tiba ke negeri seribu menara hanya beberapa minggu sebelum ujian. dia tidak mempunyai kesempatan untuk mengikuti Muhadlarah (kegiatan Kuliah).


*******


jam sembilan aku berangkat, Alhamdulillah langsung dapat bis saat mulai melangkahkan kaki ke luar asrama. aku benar-benar bersyukur, menjelang ujian ini, aku selalu mendapatkan bis dengan mudah, benar-benar karunia Allah yang tiada terkira.


bis melaju dengan santai, tanpa berteriak ke sopir, bis sudah berhenti, tepat di jembatan layang. terlihat di sepanjang jalan penduduk mesir berjualan alat-alat tulis. memang sedang musim sekarang. menjelang ujian banyak penjual alat tulis tersebar di seluruh sudut universitas kami.


aku masuk dan segera mengambil tempat yang tenang untuk mengulang hafalanku. satu persatu teman-teman berdatangan duduk di sampingku, mengerjakan hal yang sama denganku, Muraja'ah.


jam hampir menunjukkan pukul sepuluh, kami bergegas menuju tangga untuk menaiki lantai kedua gedung kuliah kami. dan sejenak aku terlihat kerumunan orang-orang.


aku menghentikan langkahku, aku tidak percaya apa yang baru saja aku lihat, Mos.....Mostafa Atef...


Allah...sudah hampir setengah tahun kami tidak bertemu, sejenak dalam perjalanan ke kuliah aku mengingat Mostafa. semester dua ini, aku tidak pernah melihat dia. pemuda yang sibuk, bahkan di ujian Syafawi(Ujian Lisan) dan Ujian Tahriri (Ujian Tulis) pun aku belum melihatnya.


akhir-akhir ini, dia sering muncul di televisi berdialog tentang al-Qur'an, dan pertemuan dengan para syaikh dan ulama' Alexandria. juga mengadakan acara amal bersama anak yatim. Allah...alangkah beruntungnya pemuda ini.


aku lihat dia dikerumuni para pemuda berjubah putih, nampaknya teman-teman sudah banyak yang tahu siapa dia sebenarnya.


aku perhatikan dia, terlihat begitu bahagia. aku tidak berani menggangu kesenangannya, dan saat mata Mostafa menangkap sosokku, aku cuma menyapa dengan mengangkat tanganku sambil melukiskan senyum di kedua bibirku.


Mostafa terkejut, dia langsung menerobos kerumunan, sejenak dia tidak menghiraukan orang-orang yang berdiri disekitarnya, dia menghampiriku. aku tersenyum dan menyodorkan tanganku untuk menjabat tangannya. tetapi dia tidak menjabat tanganku, dirangkulnya tubuhku. seraya mencium pipi kanan-kiriku, sambil berteriak... Kaifa Haluk ya Habibie..!!. aku senang mendengarnya.


aku senang dia masih memanggilku Habibi...
sepengetahuanku, ada tiga tingkatan panggilan orang mesir.
pertama Shodiqi(temanku), panggilan untuk orang yang kita temui di jalan atau orang yang baru kenal.
kedua Shohibi (Sahabatku), panggilan untuk teman akrab.
dan ketiga, yang paling tinggi derajatnya, Habibi(kekasihku), panggilan untuk teman yang benar-benar erat. bahkan kita dianggap seperti keluarga sendiri.


orang-orang kembali mengerumuni Mostafa, dia tidak bisa mengelak. lama aku menunggunya, dia tidak juga berhenti memberi keramahannya kepada orang-orang. aku tidak enak jika menganggunya. aku sentuh pundaknya untuk pamit ke lantai dua. tak lupa aku meminta do'a kepada Mostafa sebelum pamit.


aku bergegas ke lantai empat, segera duduk di tempat yang biasa aku duduki. sebuah lorong sempit tempat ujian kami berada. aku beruntung tidak seperti fakultas lain. fakultas Syari'ah dan Ushuluddin mahasiswanya membludak, jangan heran jika saat ujian sampai harus ujian di tempat parkir. karena memang ruangannya tidak mencukupi. wajar jika tidak ada absen di universitas ini. tidak ada kewajiban untuk menghadiri kuliah, asal saat ujian bisa menjawab pertanyaan. makanya banyak mahasiswa yang bolos, dari negara manapun, termasuk Indonesia.


*******


di lorong yang sempit ini, bisa dibilang, aku satu-satunya orang Indonesia, di depanku orang Cina, belakangku orang Malaysia dan orang-orang kulit hitam entah dari negara mana, dia paling depan ada orang Tazikistan, awalnya aku kira dia orang Rusia, Wajahnya mirip Tom Cruise. dengan rambut agak kemerah-merahan.


di samping kami, terlihat sosok 'Ammu (sebutan paman atau pekerja mesir) yang mondar-mandir menawarkan teh dan air. aku tidak tahu itu dijual atau disediakan secara gratis, aku takut nanti disuruh bayar, maklum uang pas-pasan untuk bayar bis pulang. selain itu nanti takut kerepotan, takut tehnya tumpah ke kertas ujian karena mejanya terlalu sempit.


kertas ujian dibagikan, aku mulai menggoreskan tinta di atas lembaran putih itu. sejenak aku mengingat Mostafa. hari ini aku belum puas bercengkrama panjang lebar dengannya...semoga pertemuan selanjutnya akan menjadi lebih baik......






Zhie
»»  Baca Selengkapnya...

Rizqi yang Tidak Terduga

januari 2011....


ada seorang teman yang menawarkan aku sebuah Laptop, laptop kesayangannya, tidak tanggung-tanggung dia merawatnya. berbagai cara dia lakukan untuk membuat si Lappie tetap berdiri kokoh, tetap nyaman digunakan, dan tetap berkilau.


dia berkata akan menjualnya dengan harga 1500 Pound, sangat murah kata teman-teman. aku juga tertarik. hal yang sudah kuidam-idamkan sejak dulu, memiliki sebuah Laptop.


aku iri dengan teman-teman...mereka sudah jauh berkembang dengan laptop dan notebook-nya, bisa dengan mudah menulis setiap ada inspirasi, mengerjakan tugas kuliah tanpa meminjam komputer orang, memperlancar bahasa dengan Audio dan Video, membaca tulisan dan kitab digital, sementara aku tidak bisa melakukan semua hal itu.....aku sangat jauh tertinggal.


berkali-kali aku lihat iklan di asrama, iklan komputer dan laptop, aku lihat harganya, jika sesuai dengan hati dan kantongku, aku segera menghubunginya, karena aku sungguh ingin...ingin sekali memiliki media itu, aku tidak mau lagi tertinggal....dan berkali-kali juga aku selalu kalah cepat, komputer-komputer itu sudah dibeli orang lain.....Allah...memang belum jodohku.


mendengar kabar dari temanku, aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. aku dengar dia akan menjualnya di Saraq Mall seharga 2000-2500 Pound jika tidak ada teman yang mau membelinya, karena dia lebih mendahulukan teman.


aku periksa kembali uang-ku. ngepas....1500 Pound, uangku hanya tersisa beberapa ratus Pound saja jika uang itu aku pakai, uang hasil tabunganku selama bekerja di hotel, uang sisa pemberangkatan, dan uang beasiswa. aku tidak tahu akan hidup dengan apa setelah ini, uangku habis. sebenarnya bisa saja aku meminta uang kepada oarng tua, tetapi tidak asyik, tidak ada tantangan. aku lebih bangga dan sangat menikmati hidup dengan uangku sendiri. dan aku juga ingin melihat sampai sejauh mana aku bisa hidup tanpa uang keluarga.


memang aku pernah dinasehati oleh seniorku, kalau orang tua kita akan semakin mudah mendapatkan rizqi jika membiayai anak-nya. dengan bukti rizqi ayah seniorku yang mulanya lancar menjadi "seret" saat anaknya mendapat beasiswa, dikarenakan tidak menanggung kebutuhan anaknya lagi.


bukan berarti aku ingin rizqi keluargaku "seret", aku hanya ingin menikmati hidup kekurangan uang, rasanya sangat nikmat, kenikmatan yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. berangkat dari pengalaman sebelumnya, aku tidak habis pikir, saat aku mempunyai uang lebih, dalam satu bulan aku menghabiskan uang 100 dolar bahkan lebih, setelah menghabiskan uang-uang itu, ada perasaan gundah jauh di dalam lubuk hatiku, aku tidak ingin hal itu terjadi lagi. dan bukankah kehidupan seseorang tidak selamanya harus bergelimpangan kebahagiaan? ada saatnya kita perlu meneguk rasa susah, untuk meraih ketentraman yang kekal.


#######


Laptop sudah kubeli dengan harga 1600 Pound, awalnya 1500 Pound, tetapi melihat si pemilik yang begitu sayang dengan Laptopnya, juga dengan berbagai pelengkap (Keyboard berbahasa arab, webcam, tas, mouse dll) yang ditambahkan, aku tidak tega. mengingat dia rela menjual Lappie kesayangannya demi membeli buku di pameran terbesar kedua di dunia, dengan senang hati aku menambah 100 pound untuknya.


dan.....sejak hari itu, lembar baruku dimulai. aku tidak mengira begitu harganya uang setengah pound saat itu. saat temanku memberikan aku snack seharga setengah pound, terucap kata "terima kasih" yang amat tulus dari dalam hatiku, keluar begitu saja dari mulutku, tanpa ku sadari. sampai temanku berkata "Lebay sekali kamu Zai, cuma setengah pound saja, pake terima kasih sehala". saat itu aku tersadar....kata-kata itu muncul dengan sendirinya tanpa respon dari otak sebelumnya, benar-benar dari hati.


#######


25 Januari - 11 Februari terjadi Revolusi di mesir, berita kepulangan secara gratis membuat hatiku berbahagia. aku ingin menunjukkan Laptop baruku kepada keluarga, tetapi....aku harus di kecewakan karena Evakuasi dihentikan, dan aku tidak mendapat giliran untuk pulang.


uangku semakin menipis saat itu, dan lagi, aku juga menggunakan sebagian besar modal pulsa untuk membeli Laptop. entah....bagaimana caraku hidup setelah ini, aku hanya pasrah kepada Allah. ya......hanya Allah-lah tempat curahan hatiku.


dan....Rizqi yang tak terduga pun datang, dana insentif dari pemerintah, 350 Pond di berikan setiap bulan selama jangka waktu 3 bulan.


beberapa masisir(Mahasiswa Indonesia di Mesir) protes, kenapa bantuan yang diberikan tidak sepadan dengan tiket pulang-pergi? mereka merasa iri, cemburu karena tidak mendapat kesempatan melihat keluarga, teman dan kekasih tercintanya( bagi yang punya :p ) di indonesia.


Hhhhh....aku sedikit muak dengan perdebatan ini, mereka tak pernah bersyukur, mereka selalu menginginkan lebih.


#######


dan.....saat Dana Insentif selesai, uangku kembali menipis. Rizqi tak terduga pun kembali menjumpaiku. seorang teman yang pernah aku pinjami 100 Dolar melunasi hutangnya.


dan baru-baru ini, Basid juga melunasi hutangnya, 100 Dolar. uang yang dia pinjam ramadhan lalu, untuk biaya pesawat istrinya yang berencana ke Mesir. ah......Basid, kami tak mengira dia akan membawa istrinya ke Mesir. menyelami manisnya hidup berumah tangga sambil belajar.


“Barangsiapa bertakwa pada Allah, pasti Dia akan memberikan solusi baginya, dan Dia akan memberinya rizki tanpa diduga-duga” (QS. At-Thalaq:2-3)…





Zhie
»»  Baca Selengkapnya...

abcs