Keputusan yang Membuat Bimbang

Selasa, 5-April-2011



Bingung…apa yang bergejolak di hatiku saat ini sebuah penyesalan atau kelegaan…



Di mulai dari pagi ini, sekitar jam 8 pagi aku tengah mengerjakan tugas. Aku mempunyai janji dengan gadis Amerika bernama Julia, dia datang ke Mesir untuk melakukan riset kepada MASISIR (Mahasiswa Indonesia di Mesir), aku dengar dia mendapat dana dari The Asia Foundation untuk melakukan riset itu.



Menakjubkan aku pikir, perempuan muda itu mendapat kepercayaan dari TAF untuk melakukan riset? Padahal dari wajahnya masih jelas terlihat dia masih muda, mungkin baru memasuki awal 20-an. Di samping itu, wanita berambut pirang itu bisa berbicara bahasa Indonesia bahkan bahasa Arab, meskipun cuma sedikit.



Aku coba letakkan alat-alat tulisku sejenak dan mulai menghubungi nomornya, mencari kepastian dimana dan kapan aku bisa mewawancarainya, mungkin inilah keuntungan menjadi seorang pers, bisa mendapatkan nomor orang-orang penting.



Dia mengangkat teleponku…menyapaku, “ hey…Zain ^^, (sejenak aku merasa senang karena namaku diingat) I’m running around now, call me back a few hours ”[1]


Aku menyanggupi…..padahal..satu jam lagi aku akan berangkat kuliah, dengan sangat terpaksa aku tidak masuk kuliah hari ini, dengan pertimbangan, aku bisa meminjam catatan Dosen dari teman-teman.



Dan hari ini juga ada acara seminar di ACC (Al-Azhar Conference Center), yang dihadiri oleh Syaikh Ahmad Thayyib (Grand Syaikh Al-Azhar) dan Syaikh Ali Jumu’ah (Mufti Mesir).



Beberapa temanku mulai bimbang, dan terpecah menjadi dua bagian, sebagian berangkat kuliah, sebagian lagi berangkat ke ACC dan bergegas menuju depan asrama untuk menaiki bis jemputan, sementara aku……terdiam bosan menunggu waktu.



Jam sepuluh, aku berencana menelpon kembali Julia, saat mulai kuraih HP-ku dari meja, Ponselku berdering mengeluarkan instrument IRIS “Sad Love”. Rio menelponku…..dia sudah tiba dari Indonesia, aku angkat dan ku sapa… “Hey Rio….apa kabar?”, dia meminta bantuanku, dia menungguku di depan Gedung Sya’rawi. aku segera ke kamar merapikan diri, bergegas menuruni tangga lantai empat.



Hari ini dia diminta Cek Darah[2] dari pihak asrama, dia mengaku lemas, dan ingin aku menemaninya ke Rumah Sakit Tahrir, padahal sebentar lagi aku ada janji menelpon Julia, tapi aku tidak tega, dengan sigap kami mencari Taxi menuju Tahrir.



Di rumah sakit, kami menunggu antrian, yang memeriksa seorang perempuan Mesir yang masih terlihat muda, jika dilihat dari paras wajahnya mungkin seumuran denganku, dengan balutan jilbab khas mesir dipadu dengan seragam dokter berwarna putih semakin menambah keanggunanya. Sikap dan suaranya lembut membuat pasien manapun betah dia periksa.



Aku coba memberanikan diri untuk bertanya namanya dengan bahasa halus, “Ismak Karim eh?” ternyata dia tidak faham, akhirnya aku bertanya dengan bahasa pergaulan, “Ismak eh?”, dengan halus dan sedikit menundukkan pandangan dia menjawab, “Samha”.



Oh….ternyata gadis ini bernama Samha…! Aku coba beranikan diri untuk meminta alamat E-Mail-nya, tapi kuurungkan, aku berpikir ke depan memikirkan resiko yang terjadi nantinya, aku takut Samha dimarahi oleh para seniornya, memberikan E-mail di saat sedang bekerja.



Jam sebelas kami sudah kembali ke Asrama. Aku segera bergegas menelpon Julia, ternyata tidak diangkat, mungkin dia sedang istirahat. Aku mengiriminya SMS.



Jam dua siang belum juga ada balasan dari Julia, teman-temanku mulai berdatangan, mereka mengatakan seminar hari ini sangat seru, banyak perdebatan yang memanaskan ruangan, sangat rugi jika tidak ikut.



Allah…..rasa penyesalan hinggap di hatiku, karena tidak ikut seminar dan wawancara dengan Julia juga tertunda, tapi rasa penyesalan itu bercampur dengan sedikit kelegaan, karena jika aku hadir di seminar, aku tidak bisa membantu temanku, Rio, yang sangat membutuhkan bantuanku………semua kejadian ada hikmah di baliknya, meskipun kita belum menyadarinya sekarang.




Zhie



[1] Saya sedang jalan-jalan sekarang, hubungi aku kembali beberapa jam lagi.

[2] Setiap orang yang baru saja pulang dari negaranya, wajib cek darah.

»»  Baca Selengkapnya...

Selamat Tinggal.....Kakek....!

Selasa, 29-Maret-2011



Hari ini, jam sebelas siang, aku menerima pesan singkat dari Mbak Ifa. Bapak Wahab telah pulang ke Rahmatullah…..Innalillahi wa Inna Ilaihi Raji’un…..



Sudah lebih dari satu Minggu bapak wahab dirawat di rumah sakit, sejak tanggal 18 Maret lalu, dokter bilang jantung beliau telah membesar dan hanya mu’jizat yang bisa menyembuhkannya….Allah….



Secepat itukah beliau meninggalkan kami? sesaat aku bisa bernafas lega menerima e-mail dari Mbak Wilda, sepupuku, dua hari yang lalu~27-Maret~ mengatakan bahwa beliau telah siuman setelah tiga kali diduga hampir meninggal.



Aku teringat saat aku masih kecil…..kelas empat SD, aku dirawat di rumah sakit selama berhari-hari karena “Muntaber”, beliau menjengukku, di samping tempat tidur beliau memberiku semangat untuk sembuh, beliau berkata kalau aku sembuh, kita bisa masak sate bersama saat Idul Adha. Allah…..saat itu juga dadaku sesak, aku tidak tahan untuk menangis, air mataku meleleh……



Aku tidak bisa membalas perbuatan beliau kepadaku….di saat-saat terakhir, aku ingin melakukan hal yang sama yang beliau lakukan kepadaku, duduk di sampingnya…..dan memberikan semangat kehidupan……lagi-lagi….jarak memisahkan kita.



Aku tidak mengira secepat ini beliau pergi, padahal….aku ingin beliau masih ada saat aku lulus nanti, melihat kesuksesanku, melihat aku saat menikah nanti, menimang anakku yang mungkin berambut pirang khas Mesir dan Eropa (ah…..semoga..).



Tidak ada yang bisa kulakukan, aku ingin sekali mengurus jenazah beliau bersama keluarga, dan ingin melihat pusara beliau disaat terakhir. Tapi….di jarak sejauh ini, hal itu mustahil aku lakukan, yang hanya bisa aku lakukan hanyalah berdo’a…



Aku langsung menulis pesan singkat ke teman-temanku, aku kirim pesan ke sa’ad, temanku dari Afganistan juga teman-ku dari Mesir, Mostafa Atef yang terkadang menjadi imam para penduduk muslim dari seluruh dunia di Mesir.



Aku kirim pesan ke mereka untuk ikut mendo’akan jenazah Bapak Wahab, aku ingin Bapak Wahab dido’akan oleh seluruh muslim di dunia, tidak hanya Indonesia.





Zhie

»»  Baca Selengkapnya...

abcs