Acara Tunangan




Malam ini, aku menghadiri acara tunangan R. aku sempat tersesat beberapa kali, karena Metro, kereta bawah tanah di dekat rumahnya ditutup karena adanya kerusuhan. Aku harus berjalan beberapa kilo namun selalu tersesat di metro lain (Oum El Masrieen).

Aku takut, takut tidak bisa melihat wajah bahagianya. Aku tanya beberapa pejalan kaki, namun hasilnya Nihil. Dan tak henti-hentinya lidah ini berdzikir menyebut namaNya. Adzan isya pun berkumandang. Aku sholat di Metro. Dua rakaat pertama dadaku terisi jeritan dan tangisanku padaNya. Aku ingin melihatnya Ya Allah . . . ingin melihatnya sekali lagi . . .

Dan keajaiban pun datang, seorang bapak tua memegang tanganku, aku tidak tahu siapa dia sebelumnya. Dia hanya tanya darimana asalku, aku menjawab dari Indonesia. Dia langsung memegang tanganku sambil berjalan beberapa kilo. Aku melihat tubuh gemuk itu sudah mulai keletihan, saya berkata kalau saya bisa berjalan sendiri namun da menolah, bapak berparas bijak itu masih menggandeng tanganku.

Setibanya di depan jembatan dia berkata, “kamu lihat jembatan itu,” ucapnya sambil menunjuk suatu jembatan. Kalau kamu lewat ke atas kamu akan berada di Metro. Namun, jika kamu melewati bawah jembatan, akan ada tangga ke atas. Kamu akan menemukan jalanmu di sana.”

Benar, saat melewati jembatan itu pikiranku terbuka. Dan langsung mengetahui jalan mana yang seharusnya aku ambil.

Aku memasuki rumah R. terlihat hiasan balon dan ucapan selamat.dimana-mana. Banyak orang yang tak dikenal disana. Keluarga jauhnya berdatangan. R lama sekali turun dari lantai dua, lama untuk berdandan. Aku sempatkan untuk mengobrol dengan Tom.

Badan Tom amat tinggi, mungkin lebih dari 2 meter. Aku mengobrol dengannya. Dan aku hampir tak bisa memahami bahasa Inggrisnya. Seperti berbicara bahasa Inggris melewati hidung. Jadi inikah aksen bahasa inggris penduduk asli.

Saat menonton film barat, aku masih bisa memahaminya walaupun tanpa teks. Namun kali ini, aku hanya bisa menangkapnya beberapa. Bagaimana dengan Mariam? Apa dia mampu berbicara dengannya? Sepanjang aku tahu, bahasa Inggrisnya tidak terlalu bagus terutama dalam hal listening.

Aku bisa katakan keluarga ini sangat berani dan luar biasa. Keluarga R hampir semuanya tidak bisa berbahasa Inggris. Kecuali ayahnya tentunya. Beliau sudah beberapa kali berkeliling Eropa.

Aku memikirkan ratusan bahkan ribuan kali saat memikirkan untuk menikahi R. Tentang bagaimana cara dia berkomunikasi dengan keluargaku, karena keluarga kami jarang yang bisa berbahasa Arab dan Inggris dan bagaimana caraku bergaul dengan adik-adiknya yang selalu berbicara bahasa Amiyah.

Juga aku berpikir, jika aku menikahinya, bagaimana karir dokter giginya? Sangat sulit jika dia harus bekerja di Indonesia karena dia tidak bisa berbahasa Indonesia. Juga mendengar kalau dia bermimpi untuk bekerja sebagai dokter di pemerintahan (PNS). Mendengar semua itu, aku berpikir ribuan kali untuk mencari solusinya, apakah aku harus tinggal di Mesir?

Namun, melihat mereka berdua, sirna sudah pikiran-pikiran yang sempat aku bangun untuknya. Tom tidak bisa berbahasa Arab juga Mariam pun belum terlalu bisa berbahasa Inggris. Namun kulihat keluarga mereka bahagia-bahagia saja. Dan sempat aku tanya bagaimana rencananya untuk bekerja di pemerintah? Dia berkata mungkin hanya dua tahun bekerja di Mesir. Selanjutnya dia dan Tom akan pindah ke Birmingham. Meninggalkan mimpi dan impiannya.

Dari melihat mereka berdua, aku akhirnya mendapat pengalaman kalau bahasa dan pekerjaan tidak menjadi masalah. Asalkan mempunyai keinginan untuk menikah dan berani untuk melakukannya secepat mungkin itu sudah cukup.

*******

Dan seperti yang saya duga. Mereka bertemu di situs perjodohan muslim dunia, Muslima(dot)com. Karena tidak mungkin R mau langsung menikah dengannya jika hanya berkenalan lewat facebook.

Melihat kepribadian R, saya yakin dia akan melakukan hal seperti itu. Sayangnya aku kurang peka. Karena dimanapun usai kelulusan kuliah yang diinginkan hampir setiap wanita adalah menikah.

Esoknya, Tom akan mengucapkan Syahadat di masjid al-Azhar. Aku masih sedikit bingung bukankah dia sudah masuk Islam, kanapa mengucapkan Syahadat lagi? Benarkah ini yang kedua kalinya atukah dia bari masuk Islam setelah bertemu Mariam, dan esok adalah deklarasi Syahadat pertama kalinya bagi dia?

R dan Tom mengingatkan pada ibu Aisha di novel Ayat-Ayat Cinta. Yang mana ibunya seorang dokter yang cerdas, muda dan cantik namun memutuskan menikah dengan seorang bapak-bapak yang baru memasuki Islam. Dia menikah untuk da’’wah. Menikah untu menunjukkan cahaya Islam pada suaminya.

Aku bisa mengerti jika alasannya seperti itu, jika ada perempuan muallafah datang kepadaku, mungkin aku akan melakukan hal serupa. Meninggalkan R dan menikahi perempuan muallafah itu demi agamaku.

Malam itu, aku belum pernah melihat R senyum selebar itu, gigi yang dihiasi kawat gigi terlihat oleh mata ini. Saat denganku, dia tidak pernah senyum selebar itu. Selalu tersenyum tanpa harus memperlihatkan gigi pputihnya. Ataukah, kali ini dia senyum selebar itu karena ada kawat gigi itu?

Malam itu, entah kenapa tak ada rasa kesedihan di hati ini. Yang ada hanyalah kebahagian melihat R dan Tom duduk berdampingan. Terima kasih Allah, aku tahu Engkau yang menolongku membahagiakan perasaanku ini.

Ibu R mempromosikan diriku pada anggota keluarga lainnya, bercerita tentang kepribadianku, kelembutanku dan hal lainnya. Mereka terkesima melihat penjelasan ibu, mereka seringkali berucap SubhanAllah, MashaAllah saat mendengarkan penjelasan tentang diriku. Aku hanya tersipu malu.

Sepulangnya dari rumah R. Saat berjalan menuju asrama. Suasana malam yang sunyi dan dingin mengingatkan kenanganku bersama R. Sekitar setahun yang lalu, saat itu sedang musim ujian dan dia datang ke asramaku. Melihat kondisiku dan asramaku. Mungkin itu pertama dan terakhir kalinya dia mengunjungi asramaku. Saat itu dia mengenakan sweater merah. Aku berniat mengajaknya ke restoran Cina dekat asrama dan dia berkata, “Tidak sekarang Zain. Namun aku yakin pasti bisa ke sana setengah tahun dari sekarang.” Saat ini, sudahkah dia mengunjungi restoran itu, karena setahun sudah terlewat.

Juga saat kita dan teman-teman makan Kusyari usai acara di yayasan Jepang. Aku membayar makanan R juga lantas dia berkata, “Zain, aku tidak suka seperti itu.” Dan akhirnya kita selalu membayar makanan kita sendiri-sendiri.

Juga saat kita belajar bersama di masjid Al-Kautsar, Maadi. Belajar tentang kristologi dan cara mengislamkan orang non-muslim. Sepulangnya, kita naik taksi bersama di malam hari, dan bergantian membayar taksinya.

Beruntungya dirimu Tom. Mendapatkan berlian seberharga R.

Saat aku berbincang dengan Tom beberapa saat dan melihat gestur tubuhnya, akhirnya aku tahu kenapa R memilih Tom. Salah satunya karena kepribadiannya. Ya, kepribadian. Kepribadian yang sama persis dengan . . . diriku.

»»  Baca Selengkapnya...

Apa Lagi Kali Ini . . .



Karena banyak mahasiswa Indonesia di Mesir yang mengetahui blog ini, saya akan memberi privasi pada beberapa nama. saya takut akan menjadi sebuah kehebohan di Mesir. takut akan "ocehan2" itu akan berbalik menyerang hati dan ikatanku pada beberapa orang.

R akhirnya bertunangan, dengan seorang muallaf dari Birmingham. Pada Jum’at, 20 Februari 2013. Aku sedikit terkejut dan perasaanku . . . sedikit sakit. Ya cuma sedikit.

Mungkin ada efeknya juga ejekan teman-teman yang mengatakan kalau R tidak cantik dan jelek. Komentar teman-teman membuat perasaanku padanya berkurang. Dan wajah R pun cepat tua, orang-orang selalu berkomentar, “kok lebih muda kamu, Zain?” “kok pacarmu kayak emak-emak?” namun, saat itu aku berusaha menerima dia apa adanya namun tetap saja, perasaan itu sedikit demi sedikit memudar.

Dan saat menerima berita R, hatiku tidak terlalu banyak tergores. Atau mungkin, karena sudah ada seseorang lagi yang diam-diam hadir di hatiku, sehingga rasa itu tidak terlalu sakit. (akan kuceritakan masalah ini di tulisan berikutnya)

Namanya Thomas, seorang pemuda yang baru memeluk Islam bulan Mei lalu. Dan baru berkenalan dengan R bulan Agustus lalu lewat internet. Akupun sedikit kurang percaya kenapa baru 4 bulan berkenalan mereka berdua langsung bertunangan. Dugaanku, mereka bertemu di situs perjodohan antar muslim. Ini baru dugaankuku, tapi ketepatannya sangat besar.

Logikanya, jika kamu seorang perempuan, muslim sejak lahir dan ada seseorang muallaf yang tinggalnya amat jauh dari negaramu meminangmu, akankah kamu menerima pinangannya? Sedangkan kalian baru sekedar kenal lewat online. Pasti tidak bukan?

Kamu pasti berpikir dan mengalami keraguan yang besar apa benar dia masuk Islam? Jangan-jangan dia berkedok Muslim agar bisa menikahi wanita muslimah. Kamu juga berpikir ribuan kali karena kalian tinggal di negera yang amat berjauhan, kalau ada apa-apa pasti tidak bisa mengadu ke orang terdekat. Dan kesimpulanku, mereka bertemu di situs perjodohan muslim.

Sedikit teringat masa-masa itu, tahun lalu aku termotivasi untuk rajin ke kuliah karena dia, karena keluarga Mesirku juga. Karena aku ingin membanggakan mereka.

Namun, Allah berkata lain. Tahun ini, beberapa “ujian” menimpaku bertubi-tubi. Kegagalanku di kuliah dan R yang bertunangan.  apa yang Allah inginkan kali ini?

Namun, aku masih menanti. Menanti maksud dan hikmah Allah. Jika memang ujian-ujian ini bisa mencuci bersih diri ini, aku terima ya Allah. Asalkan Engkau masih ada di sampingku. Memberiku ketegaran.

NB : ada untungnya juga lho R bertunangan. Yaa aku masih belum selesai ujian, sementara dia sudah bekerja. Terlalu lama kalau dia menungguku. Lebih baik seperti ini. Membuat orang lain menunggu itu sesuatu yang menyiksa.
ada hal lainnya, Februari besok ada festival. Tentu saja aku akan berpartisipasi di dalamnya Insha Allah. Namun aku tidak akan bisa malakukan hal maksimal di festival itu. Karena aku harus jaim, bagaimana kalau R dan ibu R mengetahui hal ini? Karena mereka kurang suka saat aku menjadi cosplayer, singer ataupun butler. Well, karena R sudah bertunangan aku tidak harus jaim lagi Yeaa!!
»»  Baca Selengkapnya...

abcs