Bingkisan dari Indonesia

Senin, 21-Maret-2011



Miftah…..saat mendengar satu kata itu, pasti kebanyakan orang mengira seorang laki-lakilah pemilik nama itu, padahal belum tentu. Yang saat ini aku ceritakan adalah seorang sahabat perempuanku bernama Miftahul Jannah.



Dia satu-satunya sahabat perempuan yang sangat peduli kepadaku, aku sungguh tidak menyadari sejak kapan dia teramat peduli kepadaku, dia menjadi begitu akrab denganku. Dia sangat mengerti aku, bahwa aku paling tidak bisa mengobrol panjang lebar di depan perempuan, aku juga tidak bisa menerima telpon dari perempuan yang bukan Mahram-ku.



Sifat keakrabannya tidak berubah, walau saat berkumpul dan berada di hadapannya aku cuma diam membisu. Dia selalu mengirim sms-sms lucu yang terkadang membuatku tertawa.



Saat ada acara Al-Masry, dia selalu mencariku ketika aku tidak hadir, menanyakan kepada seluruh teman laki-laki ku, kenapa aku tidak datang. Dia bilang dimana shohib-ku? Tidak asyik kalau tidak ada Zie. Padahal saat aku adapun aku tidak pernah menyapanya apalagi mengobrol panjang lebar dengannya. Tapi kenapa dia selalu mencariku?



Zie….panggilan akrabnya kepadaku, cuma dia yang memanggilku seperti itu.



Saat Hari Raya kemarin, 11-September-2010, dia mengirimiku sms, sms permintaan maaf jika ada salah selama satu tahun ini, aku tidak membalasnya secara langsung, karena saat itu pulsaku habis, dan toko pulsa tutup saat Hari Raya (dan saat itu juga aku belum memulai bisnisku sebagai penjual pulsa). Kejadian ini memberi efek yang besar bagiku…..



Teman-teman kemudian berkata, Zai…..di cari Miftah, dia menanyakan keadaanmu, katanya si Zie kenapa? Dan dimana? Si Miftah menelpon teman-temanku, mengirimi mereka pesan, menanyakan perihal keadaanku.



Pernah saat aku mulai mengunjungi kamar salah satu temanku, Rijal Fikri. Miftah menelponnya, bertanya si Zie mana? Saat itulah aku kebetulan masuk ke kamar Fikri dan bilang, Nah…ini si Zai…baru masuk kamarku, mau ngomong? Teleponnya langsung dia (Miftah) matikan.



Aku jadi serba salah, karena aku belum juga membalas sms Hari Raya itu. Kejadiannya jadi seheboh ini, dan dua hari kemudian,13-September-2011, si Miftah mengirimiku pulsa, Eh….aku tersentak. Aku langsung mengiriminya sms, darimana dia mengetahui kalau aku kehabisan pulsa, dia tersenyum di dalam sms-nya, mengatakan “haha kamu kok lucu Zie, aku tidak diberitahu siapa-siapa, Cuma menebak”.



*******



Hhh…..dia satu-satunya perempuan yang mengirimiku sms saat aku terkapar lemah menahan sakit selama satu minggu, memberiku semangat dan memberiku susu.

ah……saking dekatnya dia padaku, teman-teman mengira kami ada hubungan khusus, bahkan berpacaran.



Allah…gosip miring yang membuatku segan tuk “bertatap-muka” lagi dengannya, rasa segan dan tidak enak itu juga menyebar ke teman-teman Miftah. Entah kenapa teman-teman berpikiran sependek itu. Aku tidak pernah menelponnya, aku juga tidak pernah berjalan bareng, bahkan berbicara panjang lebar pun tidak. Bagaimana mungkin kita berpacaran? Allah….



*******



Dia sering bercerita kepadaku tentang masalah keluarganya, masalah para mahasiswa baik di Indo maupun Mesir yang memaksanya untuk menikah dan masalah-masalah lain yang tidak dia di ceritakan kepada orang lain.



Orang se-terpercaya itukah aku sehingga dia menceritakan semua hal itu padaku. Ah…..masalah-masalahnya lebih pelik dari yang ku alami, Allah….semoga dia di berikan kesabaran.



*******



Rabu, 23-Februari-2011, jam sembilan pagi Miftah akan melangsungkan pernikahannya di Indonesia, malam itu juga aku tidak tidur, bersama Fikri kita mengotak-atik laptop masing-masing. Saat itu aku teringat Fikri memberiku Syibsyi, snack kripik kentang aneka rasa (khas Mesir).



Padahal….aku sudah berencana di dalam hati, jika aku pulang nanti dan dapat giliran pesawat pulang, aku akan terbang ke Lampung untuk menghadiri pernikahannya, tapi ternyata Allah belum mengizinkan aku untuk pulang.



Rasa sesal yang teramat dalam hinggap di hatiku, aku tidak bisa menghadiri acara pernikahan sahabat terdekatku. Sudah dua kali kejadian ini terulang di kehidupanku. Seperti kejadian Desember tahun lalu, aku tidak bisa menghadiri acara pernikahan sahabat paling baik dan berkesan sewaktu aku SMA, Yogi.



Ah…..aku tidak menyangka, teman-teman yang paling muda umurnya di antara kami, malah paling cepat melepaskan masa lajangnya.



Ku coba membuka kembali inbox sms-ku, aku baca kembali sms-sms yang masih tersimpan di hp-ku. 16-Juli-2010, “Zie….tadi aku makan permen karet, terus permen karet-nya ketelan, bagaimana donk……?”

Ahahaha…..dia sms aku hanya untuk masalah sesepele itu…? Haha aku tidak habis pikir.



Sms seperti itu tidak akan lagi aku terima, sekarang dia harus mengabdi kepada suaminya, semoga mereka di beri ke-istiqamah-an dalam menjalankan hidup. Amien….



*******



Senin pagi, 21-Maret 2011, Hp-ku berdering……ada sms dari nomor baru. Aku buka dan ku baca. Rupanya dari Miftah, em….ternyata dia sudah kembali ke Mesir. Dia menanyakan kabar dan ingin bertemu denganku. Aku periksa jadwal kegiatan-ku hari ini, ah….Full. dari siang sampai maghrib aku ke PMIK ( Perpustakaan Mahasiswa Indonesia-Kairo ) untuk mengembalikan sekaligus meminjam buku, malamya aku ada kursus bersama orang Tanzania. Dia meminta bertemu sebentar setelah maghrib.



*******



Usai dari PMIK, tubuhku terasa amat capek, kita terpaksa pulang dengan jalan kaki karena tidak ada bis. aku sholat Maghrib di asrama, dan istirahat sejenak, menyandarkan tubuh di tembok masjid. Aq masih ada janji kepada Miftah untuk bertemu, aku mengirim sms, dan kutunggu balasan.



Lama balasannya……aku lakukan sholat Sunnah dan ku ambil salah satu kitab suci yang ditumpuk di rak masjid, aku lantunkan ayat-ayat suci sambil menyandarkan kembali tubuhku di tembok, mengistirahatkan urat-urat syarafku.



Tak berapa lama, ponselku berdering, dari Miftah. Aku tutup kitab suciku dan memaksakan tubuhku untuk berdiri dan berjalan menuju depan Asrama. Udara dingin mulai menyelimuti kulitku, aku lihat di seberang sosok wanita berjilbab besar memanggilku.



Aku tunggu dia menyebrang ( aduuuh…..tidak sopannya….seharusnya aku yang menyebrang menghampiri dia. Hiks….maklum…aku tidak ingin malam-malam masuk ke kawasan Asrama putri, apa kata orang nanti ) dia mengahampiriku dan memberiku satu kantong benda yang terbungkus plastik hitam. Aku bertanya apa ini? Oleh-oleh dari Indonesia.



Aku ucapkan terima kasih dan aku buka bingkisan dari Miftah setibanya di Asrama.

  1. 5 buah Chocolatos
  2. 6 bungkus mini kripik pisang
  3. 1 toples mungil kacang goring
  4. 1 bungkus (berisi 20 buah) terasi udang
  5. 3 buah kapal api Mocca
  6. 2 buah Tora Bika Mocca
  7. 1 bungkus (berisi 5 buah) Milo
  8. 2 buah Energen Jahe
  9. 2 buah susu Bendera Coklat
  10. 2 buah Bumbu Rendang “Mama Suka” (Warna Coklat)
  11. 2 buah Bumbu Gulai “Mama Suka” (Warna Pink )


Ah….banyak sekali, bahkan dari Indonesia dia masih begitu baik membawakan oleh-oleh untuk-ku. Kalau aku, mungkin tidak akan membawa oleh-oleh, karena berat bawaan di Bandara diperhitungkan secara ketat.



Dia langsung mengirimiku sms usai memberikan aku bingkisan “Jangan di ketawain yaa Zie…karena isinya cuma bumbu”. Tidak kok, malah bagus di kasih bumbu, kita malah sedang pengen merasakan masakan khas Indonesia.



Tubuhku remuk redam, aku ingin segera membaringkan tubuhku di kamar, tapi ada dua hal lagi yang belum aku selesaikan. Memasak makan malam dan kursus di teman Tanzania.



Aku paksakan tubuhku, aku coba menghilangkan rasa capek yang muncul di benakku. Aku mulai memasak dan aku langkahkan kaki-ku menuju lantai tiga, menuju tempat kursus.





Zhie

0 Responses

Posting Komentar

abcs