Selasa, 28 Februari 2012
Sore ini, aku kembali menapaki Cairo University. Sudah lebih
dari setengah tahun aku tidak mengikuti kegiatan di sini. beberapa hari yang
lalu (seingatku Selasa/Rabu) pihak universitas menelponku untuk memastikan aku
ikut atau tidak? Tentu saja aku ingin mengikutinya.
Suara laju Metro yang sama. Ruangan penuh sesak yang sama. Ah…mengingatkanku
saat-saat itu. saat aku baru pertama kali menginjakkan kaki di Universitas
tempat presiden Obama berpidato itu. bedanya, setengah tahun yang lalu aku
berangkat pagi sekarang aku berangkay malam. Suasana yang menguntungkan bagiku.
Karena mulai pagi sampai siang aku harus kuliah di Azhar dan melakukan beberapa
kegiatan di luar.
Teringat suasana Ramadhan lalu. Ramadhan yang terberat yang
pernah aku alami. Suhu udara yang lebih panas dari Indonesia. Dan waktu siang
yang jauh lebih lama. Mungkin
tahun-tahun awal di Mesir aku masih bisa bertahan karena selama Ramadhan aku
hanya berdiam diri di kamar. Dan tanpa disadari Ramadhan lewat begitu saja
berganti dengan Idul Fitri. Tetapi…tahun lalu lain.
Aku harus bolak-balik dari Kairo ke Giza seminggu lima kali.
Mertarung dengan udara pengap dan panas. Jam Sembilan pagi sudah terasa sangat
haus. Berjalan gontai dengan tenggorokan yang amat kering. Aku mengalami
dehidrasi yang sangat akut. Aku melihat teman-temanku yang hanya berdiam diri
di dalam asrama tanpa menerima sengatan “garang” Matahari. Meraka berkata, “Ramadhan
kok cepat sekali berlalu yaa? Sepertinya baru kemarin kita mulai puasa.” Aku hanya
bisa tertawa dalam sanubari. Mereka seperti aku dua tahun lalu. Tidak bisa
merasakan tantangan Ramadhan di Mesir. Sangat meruginya orang yang merasakan
hari-harinya terlewat cepat. menandakan harinya kian tak bermanfaat.
&&&&&&&
Kulihat suasana di luar Metro, begitu sendu. Sore yang
kelabu. Gerbang Metro terbuka aku berdesakan dengan orang-orang tuk melangkah keluar. Menaiki tangga dan
memasuki Universitas Kairo. Aku berjalan agak jauh ke gedung tempat kami menimba
ilmu. Begitu luasnya Universitas ini. terlihat di sekelilingku pemuda-pemudi
yang berjalan berduaan. Memojok dan duduk di taman. Fuuh…..sama saja orang
Mesir, banyak yang berpacaran.
Aku bertemu dengan Osama. Teman Mesir yang paling kalem dan
santun yang pernah aku kenal. dia juga bisa menggambar seperti aku. Dari tangannya
terlahir beberapa gambar unik. Dia sungguh
menyukai gambarku dan selalu menantikan hasil karyaku. Aku salami dia. Lantas aku
bergegas masuk ke dalam. Dan tanpa aku sadari ada sapaan yang aku dengar
bersamaan…..
“ Zein……!!!!! “
Tiga gadis Mesir menyapaku bersamaan. Aku mengangkat
kepalaku. Aida, Sarah dan Aya..!!! Ah…sudah lama aku tidak bertemu dengan
mereka. Aku sangat senang mereka memanggilku dengan sangat antusias. Jarang-jarang
ada orang Indonesia yang kenal banyak gadis Mesir. Banyak temanku iri dan memaksaku
untuk memperkenalkan mereka kepada gadis-gadis Mesir itu. Tetapi dengan sigap
aku menolaknya. Aku tidak ingin mereka dibutakan dengan keelokan perempuan
Mesir. Aku tidak ingin mereka merasa tinggi hati setelah berkenalan dengan
mereka. Memamerkan ke orang lain bahwa dirinya punya teman perempuan Mesir. Ah…aku
paling alergi dengan orang seperti mereka.
dan aku bertemu dengan Tamer Rif’at. Teman Kristen Mesirku. Dia
sangat dekat denganku. Dulu dia curhat berbagai macam hal denganku. Awalnya aku
kira dia muslim. Saat aku mengajaknya sholat dia bilang, “aku tidak sholat
Zein.” Aku Tanya kenapa, dia lantas menunjukkan tanda salib berwarna biru
keunguan di pergelangan tangannya. Aku terkejut. Dan yang lebih mengejutkan
lagi, dia hafal beberapa surat dalam al-Qur’an.
Dia sangat senang melihatku kembali. Tetapi yang aku
herankan, aku sebenarnya bertemu mereka dari kemarin. Tetapi pandangan mereka
seperti orang Asing saat melihatku? Jangan-jangan aku bertambah gemuk setengah
tahun ini, sampai mereka tak lagi mengenaliku. Juga apa karena aku menyisir
rambutku sampai terlihat dahiku? Karena dulu saat bercengkerama dengan mereka
aku selalu menyisir rambutku menutupi dahi.
ah….sungguh senang bertemu dengan mereka. Oia..tanggal 23
Februari kemarin Aya ulang tahun. Aku kirim gambar buatanku. Dia bilang “Terima
kasih Zein, aku suka gambarmu” aku lihat banyak orang memberi gambar kepada
Aya. Tetapi gambarku yang paling dia sukai. Senangnya…tidak sia-sia aku
begadang.
Zhie