Sabtu, 15 September 2012
Aku turun dari bis berwarna merah itu. Jalanan seperti biasa begitu ramai oleh mobil yang melaju kencang. Membuatku berpikir seribu kali untuk menyebrang.
Aku langkahkan kakiku dengan cepat saat celah mulai terlihat. Ada tiga orang yang saat itu turun dari bis. Satu lelaki berpasar kebaratan, aku dan gadis berkacamata berparas Asia. Tetapi Nampak si gadis begitu takut untuk menyebrang, membuat jiwa lelakiku merasa trenyuh dan berbalik arah, membantunya menyebrang.
Aku melintas jalan dan memberhentikan mobil yang berlalu kencang. Aku menunggunya menyebrang jalan, namun… dia tak bergerak satu inci pun. Aku memandang wajahnya keheranan namun dia melukiskan satu senyum di wajahnya. “Ya ampuuuun….!! Dia ingin aku menjemputnya di seberang.”
Aku terpaksa menjemputnya dan menyeberang bersama dengannya. Dan di tengah perjalanan dia bercakap bahasa Melayu kepadaku, “Ustadz dari negara mana ke?”
Aku menjawab, “dari Indonesia.”
“Lho? Sama yaa? Dari Indonesia juga? Aku kirain dari Thailand. Aku perhatikan gaya dan penampilannya seperti orang Thailand.”
Ya ampun… nie cewek berarti sudah memperhatikanku selama di dalam bis.
Dia bertanya namaku, kemudian aku bertanya balik namanya
“Namaku Elok”
Untuk basa-basi aku Tanya saja hal-hal yang sepele.
“Asal darimana?”
“Surabaya”
Ya ampun… ternyata masih satu provinsi denganku. Memang kuper banget aku ini. Teman satu provinsi saja tidak kenal. Aku gaulnya sama orang-orang Mesir sih. Jarang banget gaul sama orang Indo.
Kemudian dia bertanya balik, ”kalau Ustadz asalnya dari mana?”
“Aku dari Gresik”
“Gresiknya mana?”
Wah… kalau aku berkata nama daerahku, Tenger. Pasti dia tidak tahu. Soalnya sudah beberapa kali aku memperkenalkan diriku dengan berasal dari Tenger, mereka tidak ada yang paham. Apa memang tempat tinggaku terpencil dan tidak banyak orang tahu yaa?
“Tahu GKB tidak? Aku tinggal di desa sebelahnya.”
Dia menganggukkan kepala. Dan melanjutkan perkataan, “kakek-nenekku tinggal di Bungah”
“Oh…,” aku menjawabnya dengan simple.
Aku masih terheran dengan perkataannya… aku dikira orang Thailand? Ah… mungkin karena penampilanku saat ini. Aku memakai kemaja hitam polos yang elegan dan kacamata ber-frame tebal. Terlihat seperti bukan orang Indonesia memang.
Aku baru saja mengambil kacamataku hari ini. Model kacamata Mesir tidak ada yang bagus menurutku. Aku terpaksa mencari di internet dan menunjukkannya kepada si tukang optic. Yaa sudah sebulan ini aku tidak memakai kacamata, beruntungnya kuliah libur sehingga aku tidak memaksa mataku untuk membaca tulisan kecil para dosen.
Aku kembali memulai pembicaraan, “malam-malam begini darimana?”
“Tadi habis les bahasa Perancis, sebelumnya mengajar di TK Mesir.”
Aku menjawab dengan gumaman. Mungkin dia ingin mendengar respon yang heboh dariku. Les bahasa Perancis, mengajar anak-anak TK Mesir adalah hal yang luar biasa bagi sebagian orang. Namun tidak bagiku, mungkin karena aku menemukan hal yang lebih ‘luar biasa’ dari itu, atau juga karena aku tidak begitu suka memuji perempuan terang-terangan.
Zhie
Posting Komentar