1 Januari 2014
Hari ini, Thomas mengucapkan
syahadatnya. Dia resmi menjadi muslim sekarang. Aku melihat wajah R. dipenuhi
linangan airmata. Ini pertama kalinya aku melihat R . . . menangis . . .
*******
Aku menunggu di depan pintu bertuliskan
“Embracing Islam.” Kantor itu
terletak di gedung bernama Masyikhah. Ini pertama kalinya aku memasuki gedung
ini, meski gedung ini letaknya tak jauh dari asramaku.
Dan selama tiga tahun di Mesir,
inilah pertama kalinya aku menyaksikan proses pengucapan syahadat. Dan aku
yakin teman-teman Indonesia satu pemberangkatanku belum pernah menyaksikan
proses ini.
Aku menunggu di depan pintu
sembari membuka buku filsafat. Aku mengenakan jaket Eropa berwarna abu hari ini.
Udara di luar semakin mendingin. Orang-orang terlihat memasuki gerbang dengan jaket tebal.
Sejam telah terlewat. Aku
melihat ayah R memasuki gerbang pemeriksaan dengan setelan jas. Beliau selalu
memakai setelan jas dimanapun dia berada. Kemudian disusul ibu kemudian pasangan R dan Tom.
Aku baru mengetahui kalau untuk
bersyhadat saja seperti mau
mendaftar sekolah. Harus menyerahkan foto dan mengisi biodata segala. Satu
biodata berbahasa Inggris satunya lagi berbahasa Arab. Cukup ribet.
Ada dua orang yang bersyahadat
hari ini. Tom, dan satunya gadis cina dengan perawakan cantik. Hmmm . . .
orangnya lumayan manis *Pukul pake sendal*
ada dua orang yang akan menuntun
syahadat. Orang pertama menjelaskan dengan bahasa Inggris, tentang Islam secara
singkat dan makna syahadat. Satunya lagi, menuntun syahadat dengan b.Arab.
aku melihat perempuan Cina itu
melafalkan Syahadat dengan lebih lantang dan lancar daripada Tom. Dan aku masih
bisa melihat kesalahan Tom dalam pengucapannya. Ternyata itu tidak menjadi
masalah di sini. Dan mereka berdua mengucapkan Syahadat bersama-sama sekaligus. Aku kira satu persatu, agar pelafalannya bisa dikoreksi.
Usai pembacaan Syahadat, aku
melihat ke arah R. Dia berlinang air mata. Selama bersamaku, sekalipun aku tak
pernah melihat butiran embun itu meleleh di kelopak matanya. Cintanya kepada
Tom dalam, terlalu dalam. Entah kenapa tidak ada rasa sakit di hatiku. Tak ada
juga rasa cemburu. Hatiku begitu tenang membantu mereka berdua. Mungkin karena
aku melihat Tom sebagai cerminan diriku.
Ayah R
terus diam termangu menatapku. Sementara Sang ibu masih bersikap biasa
kepadaku. Mungkin Ayah terlalu berperasaan kepadaku. Mungkin dia bertanya-tanya
ke dalam dirinya, kalau saya sering berjalan bersama R dan kalaupun R pulang
larut, selama ada aku, si ayah mengizinkan. Lantas kenapa R malah bertunangan
dengan Tom?
Ahaa
aku mengerti perasaanmu Ayah, tapi hatiku ini murni bahagia. Tak ada rasa
penyesalan ataupun cemburu. Kalau itu pilihan R, aku menerima. Asalkan R
bahagia.
Saat
menjadi saksi pengucapan syahadat, saksi harus menulis data dirinya. Aku
menulis dengan Bahasa Arab. Ayah R terkejut kalau saya bisa menulis Bahasa Arab dengan cepat dan lancar. Bahkan lupa kalau aku juga bisa berbahasa Arab.
“Ayah, saya mahasiswa al-Azhar
lho, ya jelas bisa menulis Arab.”
Sejak kemunculan Tom, semuanya
serasa asing lagi. Ayah dan Ibu tiba-tiba berbicara b.Inggris meski hanya
sepatah dua kata. Dan terkejut kalau saya bisa menulis b.Arab. Sejak kedatangan
lelaki dengan tinggi lebih dari dua meter itu, mereka berpikir kalau semua
orang non-Mesir tidak bisa b.Arab.
Melihat R dan Tom, entah
kenapa hatiku sunggu damai, Damaaai sekali. Kedamaian di hati mereka seolah
ikut memancar di hatiku juga. Karena keberanian, rasa percaya dan kedewasaan R
aku jadi belajar banyak. Belajar untuk tidak ragu menikahi muallaf. Belajar bagaimana
berkorban demi agama dan Allah.
Dari semua
wanita yang pernah aku cintai . . . R-lah yang terbaik menurutku. Meski banyak
dari mereka yang berjilbab besar atau pengetahuan agamanya lebih dalam, namun dalam
pengaplikasiannya, tidak ada yang lebih hebat dari R.
Di acara pertunangan, R menuliskan pidato yang menyentuh
hati. Ditulis dengan Bahasa Inggris :
·
In this occasion being so great ...
·
I have something to share ...
·
About me seeing a world drenched in hate ...
·
Fear, injustice .. So unfair ...
·
I thought humanity was innate ...
·
I wish humanity was everywhere ...
·
A fantasy, to reality, I cannot relate ...
·
I cannot even compare
·
.............................................
·
However, the faith in the heart can shine ...
·
The trust in Allah increases more ...
·
A ship on the land is fine ...
·
But its place is not the shore ...
·
Strengthen me, O God the Divine ...
·
Fix my heart from its core ...
·
.................................................
·
God has calmed the heart of mine ...
·
Something I'm very thankful for ...
·
He's made me meet this guy online ...
·
Then, I forgot about peace and war ...
·
His wisdom measures 99.9 ...
·
He's always eager to learn more ...
·
His character an dreams are similar to mine ...
·
And a great garment of manners he wore ...
·
...........................................................................
·
Inshallah, he's my eternal fate ...
·
Alhamdulillah, God's given me the best ...
·
Inshallah, it's just the start gate ...
·
To make a change in the east and the west ...
·
Welcome in Egypt, my Soulmate ...
·
You're the best foreigner guest ...
·
.............................................................
·
In the end, I'd like to say ...
·
I'm so very quite sure ...
·
Of a phrase interrupting my way ...
·
I love you, Thomas Peter Lattimore!
· _______________________________R
Posting Komentar