“Hasil wawancaranya . . . “ aku mengirim sebuah pesan
melalui Whatsapp tanpa pikir
panjang, saat mengetahui beritanya lewat facebook.
“Sangat buruk . . .”
“Pihak perusahaan bilang koneksi internetku tidak memenuhi
standar perusahaan mereka. Sungguh tidak adil jika ditolah karena koneksi
internet Negara Mesir yang tidak memenuhi standard.”
“I cried a lot today”
Ini petama kalinya dia bilang kepadaku kalau ia menangis. Dia gadis yang tegar, tak pernah
menunjukkan kelemahannya kepada siapapun. saat dia curhat tentang kerapuhannya,
menunjukkan begitu letihnya menghadapi UjianNya.
Perusahaan ayahnya
bangkrut, dan ia yang harus menjadi tulang punggung keluarganya saat ini. Ayahnya
tidak mungkin lagi memulai pekerjaan baru. Karena ayahnya sudah sangat tua.
“Nampaknya Allah
membenciku. Wajahku di atas rata-rata, Bisa saja aku melepas jilbabku dan
menjual tubuhku untuk menjadi model, banyak yang menawariku pekerjaan ini.”
“sudah ratusan
kali aku mencari pekerjaan namun tak satupun yang aku dapat. Kenapa seseorang
yang mencari pekerjaan dengan cara halal begitu sulit sedangkan mereka yang
mencari pekerjaan dengan cara haram begitu mudah?”
“sekarang aku
mengerti bagaimana perasaan mereka yang menjual tubuhnya, karena mereka tak
punya pilihan.”
“sepertinya Allah
membenciku, ujiannya jauh melempaui kekuatanku.”
Hatiku teriris
mendengar ceritanya . . .
“jika Allah
membencimu, itu berarti Allah membenci rosul dan umat muslim di zamannya? Kita lihat
saat para penduduk Makkah masuk Islam, mereka disiksa tanpa belas kasihan. Begitu
juga Rosul, orang Kafir menyiksanya. Dan saat itu bantuan belum juga datang.”
“apa itu berarti
Allah membenci Rosul dan umatnya? Tidak.”
“Allah mencintai
mereka, Allah sekarang melihat mereka, Allah sekarang berbicara kepada mereka.”
“Begitu juga
denganmu, Allah mencintaimu. Dengan bukti ujianNya yang terus datang
dihadapanmu.”
“jika Allah tidak
menyukai seseorang, Allah membiarkan mereka hidup senang (Hanya) di dunia
(saja). Allah membiarkan mereka tenggelam di dunia mereka yang fana.
“Sedikit lagi,
berusahalah sedikit lagi. Kebanyakan orang akan terlepas dari kesulitan saat
melewati 100 rintangan. Namun, mereka menyerah di ujian yang ke 99.”
***
“Mohon do’anya
yaa, hari Rabu aku ada wawancara. Jika aku diterima di perusahaan ini. Aku bisa
terlepas dari pekerjaan lamaku, dan bisa menggantikan ayahku mengembalikan
perekonomian keluarga. Dan aku bisa lagi belajar denganmu selama tiga jam.”
Saat itu, aku
benar-benar senang mendengarnya. Mungkin ini hikmah Allah untuknya. Allah
sengaja membuat ayahnya bangkrut agar dia pindah perusahaan yang lebih nyaman
dan lebih menghasilkan. Itu awal mula pikiran kita berdua. Namun, tenyata kami
berdua salah . . .
Dia menangis saat
ini, karena koneksi internet negara Mesir yang sungguh buruk, pihak perusahaan
menolak. Aku tak bisa lagi menghiburnya. Ribuan buku motivasi dan agama yang
aku baca tak akan bisa menggerakkan hatinya. Karena ujian dari Allah untuknya
melebihi nalar berpikirku.
Ya Allah, apa
yang bisa aku perbuat untuk sosok rapuh di hadapanku saat ini? Yang bisa
menolongnya adalah diriMu. Hanya diriMu Ya Allah. Berikan mereka jawaban dan
jalan terang atas semua ujian yang Engkau limpahkan kepadanya.
Usai, kejadian itu,
dia pergi ke dokter. Dengan alasan memeriksa benjolan di kepala dan luka di
kaki.
Beberapa jam
kemudian, dia mengabariku lewat Whatsapp.
“nampaknya, aku
akan melepas hijabku.”
Aku tersentak
membaca pesannya.
“dokter bilang
hal ini biasa terjadi pada pada orang yang berambut pirang.”
“dan penyakit ini
tak bisa sembuhkan, namun setidaknya bisa dibantu dengan memberi sinar matahari
yang cukup.”
Aku tahu, inyalah
skenarionya. Di rumah sakit sudah ada teknologi penyinaran. Juga setahu aku,
hanya dengan memakai hijab perempuan bisa terhindar dari penyakit yang
disebabkan UV. Namun, aku pura-pura tak tahu. Aku tak ingin membuatnya semakin
rapuh mendengar ‘ocehan’ku.
Aku tak bisa
apa-apa selain terus berdo’a kepadaNya. Dan untuk pembaca tulisan ini, mohon bantu
do’a untuk saudari kita satu ini.
Posting Komentar