Hhhh…..
udah lama gak nulis, entah napa kok
akhir-akhir ini malas menulis. Dan kemampuanku memilih diksi dan metaphor berkurang
jadinya.
ini kisah teman satu asramaku, dia
tinggal di sebelah kamarku. Awal April lalu dia dipenjara selama empat hari. Bukan
karena berbuat kejahatan atau semacamnya. Dia dipenjara karena memotret
bangunna tua di Bab el-syariyah.
Kamis, 3 April 2014 (klo gk salah
inget tanggalnya). Beberapa teman berencana mengunjungi beberapa tempat eksotis
di Bab el-syariyah saat itu. Aku gak ikut, entah saat itu ada acara apa, aku
lupa, aku pulang malam.
Dan saat pulang, kamarku sepi, ke
kamar sebelah juga sepi. Untung kamar lantai bawah masih ada orang. “Ente Baruu
pulang, Jay? Belum sempat ke kamar sejak tadi pagi?” Tanya Boris padaku.
“Belum, memangnya ada apa?”
“En (Nama disamarkan, hehe),
ditangkap polisi! Dia di penjara sekarang. Teman2 ke penjara sekarang.”
Kronologi saat itu, En memotret
beberapa bangunan bersejarah di Bab el-syariyah. Dan saat itu, tiba-tiba muncul
seorang polisi. Dia bertanya untuk apa memotret? Dan tanpa basa-basi polisi itu
membawanya ke kantor polisi. Seperti itulah polisi di sini, terlalu bodoh. Maklum,
di sini ada wajib militer, tidak semua polisi berpendidikan. Dan ada sesuatu
yang “menurutnya” aneh langsung digiring ke penjara tidak peduli apapun
alasannya.
Hari itu, teman-teman langsung
menelpon KBRI dan meminta pengacara. Seperti biasa, bukan KBRI langsung yang dating,
namun staff bagian apa itu, lupa. Atasan KBRI tidak peduli dengan hal seperti
ini. Seperti menelantarkan mahasiswanya di penjara. Sekali pun mereka tidak
menjenguk.
Dan pengacara pun tidak bisa apa-apa.
Pulang dengan tangan kosong tanpa membawa En pulang. Dan akhirnya satu-satunya
yang bias membebaskan adalah ketua
umum persatuan pelajar. Mungkin dia sering bergurau dan bercanda, dan sering
dianggap rendah oleh beberapa orang. Namun, dia punya kenalan beberapa intel,
dan itu yang bisa membantu mengeluarkan En.
En mendekam di penjara selama 4 hari. Aku mendapat banyak pengalaman dari
kisahnya selama di penjara. Orang-orang di dalam penjara lebih beradab daripada
orang-orang Mesir yang ada di luar. Mereka begitu menghormati En. Dan salah
satu tahanan itu ada seorang dokter, dan dia amat menjaga kebersihan. Selalu bersih-bersih
ruangan sel setiap hari.
Dan di sel itu, mereka tidak diberi makanan sama sekali. Mereka mendapat
makanan dari jengukan. Atau jika mereka punya uang, mereka meminta penjaga
penjara untuk membelikan makanan. Dan saat ada jengukan, mereka saling berbagi
makanan. Begitu baik.
En beberapa kali diberi makanan oleh mereka, namun En merasa tidak enak,
dan dia menolak. Lantas mereka marah dan akhirnya En menerima juga. Begitu baiknya
mereka, tidak ingin melihat teman satu selnya kelaparan, padahal mereka semua
napi.
Terkadang ada rasa kekhawatiran di diri En, takut ada sesuatu di makanan
itu, namun, jika makanan itu tidak diterima mereka akan marah. Di hari pertama
dia menerima. Di hari berikutnya, dia belajar dari orang lain yang tidak ingin
memakan makanan itu. Mereka menerima makanan iu terlebih dahulu, lantas
memberikannya kepada orang lain. Asalkan makanan itu diterima dahulu, mereka
tidak akan marah. Setelah itu terserah mau dimakan atau diserahkan kepada orang
lain. Dan akhirnya En melakukan hal yang sama.
Namun, ada satu kekurangan yang para napi itu miliki. Di atas jam 12 malam.
Mereka pesta narkoba. Saat tidak ada lagi penjaga, mereka pesat narkoba di
dalam sel. Dan tiap pagi pasti ada razia dari pihak kepolisian. Mereka yang
tertangkap akan dipukul habis-habisan. Mereka menyembunyikan gelintingan
narkoba itu di siku, atau jemari kaki mereka. Dan tempat lain yang tak terkira.
Dan tentu di sana tidak boleh juga membawa ponsel dan barang elektronik
lainnya, pasti akan disita. Di hari kedua, kita meminjami ponsel pada En secara
diam-diam. Dan tiap pagi perasaan was-was menyelimuti En, takut ponselnya
disita. Saat itu, dia membaca sholawat berkali-kali. Dan dia selalu lolos
pemeriksaan. Padahal polisi menggeledah tubuhnya.
Hari ke-empat, En kembali ke asrama. Aku lihat wajahnya bertambah cerah. Mungkin
selama dipenjara dia selalu memasrahkan diri kepada Allah dan tak
henti-hentinya berdoa. Entah, aku bisa melihat bertambah cerah wajah seseorang
seiring bertambah dekatnya ia dengaNya.
I'm interested in advertising on your blog. Where can I find contact information?