Kesempurnaan yang Dicapai

Ku langkahkan kaki sore ini ke kamar Bang Jauhar. Tetangga sekaligus senior di sebelah kamarku. Kulihat dia tengah meleburkan diri dengan benda persegi empat kesayangannya. Laptop. “Gila aja…. Almamater mana yang bisa menghasilkan tiga belas Mumtaz.” Kata itu terdengar saat aku mulai menginjakkan kaki ke kamar 408 itu.

Hal yang sangat mengagetkan, tiga belas mahasiswi alumni Gontor berhasil meraih predikat Mumtaz. Dan tiga orang diantaranya adalah anak Informatika. Dan satu di antaranya, tetanggaku dari Gresik.

Tentu perasaan bahagia menyelimuti diriku. Aku langsung mengambil ponselku, merangkai kata demi kata membentuk sebuah pesan singkat. Memberi selamat sekaligus doa kepada sebagian dari mereka.

Hal bahagia ini pun aku beritahu kepada teman-temanku. Respon yang biasa dan kurang aku harapkan muncul. Sebagian berkata kalau ujian mahasiswi al-Azhar lebih mudah. Sebagian lagi mengatakan penilaian hasil ujian putri tidak ketat. Ah…….mereka hanya bisa berbicara. Belum tentu mereka mendapat Mumtaz jika diberi pertanyaan dan kualitas soal yang sama. Kapan kita bisa berkembang jika kita selalu melihat rendah orang lain?

Jujur, aku merasa iri kepada mereka. Terkadang aku malu kepada diriku sendiri. Jika mereka sebagai kaum perempuan saja bisa mendapat prestasi segemilang itu? Kenapa kita tidak? Melihat realita yang terjadi…..dadaku berkobar, membakar semangat yang ada di dalam diriku. Memberi aku cambuk untuk tetap berjuang dan terus berlari.


Senin, 16-September 2011
0 Responses

Posting Komentar

abcs