Usaha yang Tertuai

Kesedihan menyelimuti atmosfir kita hari ini. Natijah (Hasil ujian) teman-teman tertuai. Memang ada senyuman yang menghiasai, tetapi kekelaman lebih mendominasi.

Melihat banyak teman yang bersedih…aku tidak bisa berkata apa-apa. Ingin memberi semangat, tapi takut salah ucap. Ingin memberi ketegaran, takut salah kata. Aku hanya terdiam tanpa kata. Tidak ingin membuat mereka lebih depresi karena lidah liarku.

Aku lihat….faktor do’a sangat diperlukan untuk menaklukkan al-Azhar. Banyak teman yang kita anggap pintar ternyata mendapat nilai pas-pasan. Sahabat yang jatuh-bangun belajar, ternyata harus tersayat hatinya menerima kegagalan.

Di dalam kampusku…banyak orang Malaysia yang harus rela menerima kegagalan, padahal mereka begitu rajin kuliah dan hafalannya sungguh aku ancungi jempol. Rentetan syair Arab yang begitu rumit, mampu mereka hafal dengan mudah. Sledangkan aku, dua-tiga syair saja begitu sulit aku hafalkan.

Dan menjelang ujian, aku baru menyadari ada seorang teman yang selalu belajar siang-malam di dalam Masjid. Menghabiskan malam-malam dengan sujud dan melahap lembar demi lembar halaman buku tebal. Tetapi…sungguh tidak kami bayangkan hal buruk menimpa dia. Aku juga teman-teman sungguh tidak mempercayainya. Dia gagal. Allah…..hatiku ikut perih.

Di sini, kesombongan yang terbersit benar-benar mendapat balasan langsung oleh Allah. aku merasakan hal itu di sini. Teman-teman yang yakin dan berbangga diri dengan nilai-nilainya, ternyata “hampir” saja mengalami kegagalan. Dua orang yang kukenal terus menerus memamerkan dirinya akan mendapat Jayyid Jiddan atau Mumtaz, seolah-olah menyombongkan dirinya jika mereka lebih baik daripada anak yang mendapat nilai rendah (Maqbul/Manqul). Saat Natijah turun…Allah membungkan mulut mereka berdua dengan hasil Manqul.

Dua hal penting yang aku dapat hari ini. Pertama, jangan berbangga diri dengan nilai yang belum pasti kita ketahui. Karena hal itu akan menciptakan kesombongan di dada. Tak jarang kesombongan itu menyakiti hati orang di sekitar kita yang nantinya akan menjadi do’a sebagai wujud pelajaran bagi keangkuhan kita. Kedua, terus menggantungkan diri kepada Allah.


Ahad, 15 September 2011
0 Responses

Posting Komentar

abcs