Ahad, 19 Agustus 2012
Aku terbangun oleh suara Wahid yang memanggilku, saat itu
juga suara takbir menggema seluruh isi kamar, kesadaranku sedikit demi sedikit
mulai kembali. Aku bergegas mandi dan merapikan diri untuk sholat Eid di masjid
sebelah asramaku.
Aku duduk dengan khidmat mendengar khutbah sang imam. Si
imam sempat lupa tidak melakukan lima takbir di rakaat ke dua sehingga dia
menggantinya dengan sujud sahwi.
Di tengah khutbah
aku sempatkan diriku membnalas SMS dari Maria. Aku baru menyadarinya ada pesan
singkat darinya yang dikirim sejak pukul 4 :34 pagi.
« Salam
Zain ! maaf kita tidak bisa bertemu denganmu saat Ramadan lagi. Kita semua
sangat merindukanmu ! Selamat Eid ! apa rencanamu hari ini ?
jika kamu punya waktu senggang, kami ingin melihatmu J .. »
Ada rasa
penyesalan yang menghinggapi diri ini. Andai saat itu aku mengetahui ada SMS
dari Maria, aku akan segera membalasnya. Aku baru mengetahui kalau tujuan dia
mengirimiku SMS untuk mengajakku ke kota Fayoum, kota tempat tinggal neneknya.
Hari ini keluarga Maria ingin mengunjungi nenek sehari penuh.
Sudah
bertahun-tahun aku tinggal di Mesir, namun belum pernah sekalipun pergi ke kota
Fayoum. Andaikan jadi, mungkin aku bisa berwisata sekaligus bershilaturrahim.
Aku mulai
menyalahkan diriku sendiri, aku begadang kemarin malam menyelesaikan
tugas-tugasuku, dua hari berturut-turut mencetak warna dan hitam-putih untuk
bulletin edisi lebaran. Kita tidak ingin mengecewakan para pelanggan
yang beriklan di bulletin kami. Dan kami baru saja tiba di asrama saat fajar
menyingsing.
Andai malam itu aku tidak begadang mungkin aku mendengar
suara ponselku dan dengan segera membalas SMS Maria, namun aku mencoba berpikir
positif. Toh ada untungnya aku tidak pergi bersama mereka. Jika aku pergi
bersama mereka, akulah yang malu nantinya karena aku pasti tertidur sepanjang
perjalanan, karena hari ini aku hanya tidur 1-2 jam. Tentu memalukan bukan jika
hal itu terjadi?
Hhh… pikiran positif membuat kita bersyukur terhadap kesempatan
yang hilang di depan mata karena kesalahan-kesalahan kita.
Tidak ada gunanya merenungi nasib yang sudah terlewat.
Zhie
Posting Komentar