Semut Merah




"Din, tulisanmu masuk di Semut Merah ya? Selamat!"

aku terhenyak melihat sebuah pesan dari temanku itu. "Beneran? memang ada pengumumannya?"

"Ada, coba lihat di websitenya."

seharian ku cari di websitenya, namun tak juga kutemukan pengumuman itu. websitenya tak terurus. menurut berita sih, pemegang akunnya mahasiswa Indonesia di India. di sana jarinan internetnya tak bagus. terlalu sulit untuk online.

esoknya aku telpon temanku, meminta kejelasan. tak lama, dia mengirim daftar final para penulis. dan lagi-lagi aku terhenyak. di Mesir, hanya tulisanku yang diterima. penulis lain, adalah mahasiswa Indonesia di Rusia, Australia, Jepang, Taiwan, Amerika, Perancis, Yaman, Belanda, Pakistan, Sudan, India, Turki dan lain-lain.

aku gemetar melihat namaku tercantum di daftar penulis itu. aku tak bisa menahan perasaanku dan bersujud saat itu juga. sujud syukurku kepadaNya.


*******


sebelumnya aku tak tahu menahu mengenai proyek ini. PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Dunia ingin membuat proyek untuk membangun dan mengharumkan tanah air. membuat buku motivasi. para penulisnya para pelajar yang tersebar di berbagai belahan dunia. yang nantinya buku itu akan diterbitkan dalam tiga bahasa; bahasa Indonesia, Inggris, dan Cina.

berawal dari perilaku "aneh" teman sekamarku. dia duduk di depan komputer membuat sebuah cerita. tanpa mengatakan sepatah kata pun kepadaku. dia adalah ketua Ikatan Jurnalis di Mesir. pangkatnya sudah setinggi langit. namun, jarang aku lihat tulisan-tulisannya.

dia memberitahu informasi proyek Semut Merah ini kepada teman lain, namun kenapa tidak kepadaku, teman sekamarnya?

sejak lama aku mencium rasa irinya kepadaku. aku yang orang biasa sudah membuat buku sendiri di Mesir, namun dia yang ketua Ikatan Jurnalis belum membuat buku. mungkin ada bukunya, namun buku 'keroyokan'.

pernah kekeluargaan Jawa Timur membuat proyek buku, namun dia tak memberitahuku tentang info itu. tahu-tahu, buku itu sudah jadi. sakit hati ini rasanya. padahal dia aktivis kekeluargaan Jawa Timur, dia juga teman kamarku. namun, kenapa tidak memberitahuku?

dan hal ini terulang kembali di proyek buku Semut Merah ini. dia tak mengucapkan sepatah-kata pun. seolah dia ingin menjadikanku sebagai rivalnya. tak ingin tulisanku di muat di buku itu.

mungkin juga karena dia malu karena belum memiliki karya. ingin tulisannya dimuat dan dijadikan buku yang dicetak di Indonesia. beban ketua Ikatan Jurnalis sungguh amat berat.

aku baru mengetahui berita itu saat mendekati deadline. berita dari teman lain tanpa unsur kesengajaan. seolah semuanya diatur oleh Allah dengan begitu indahnya.

aku melihat daftar penulis yang masuk. di antaranya para penulis Jurnal dan pimpinan redaksi buletin nasional (di Mesir) yang sering mengkritik tulisanku. aku minder mendengar nama mereka. bisakah tulisanku menembus mereka? aku hanya bisa memasrahkan diri kepadaNya.


*******


Rabu, 8 Mei 2013 buku kami dilaunchingkan di Auditoruin RRI Jakarta. hanya satu tulisan mahasiswa Indonesia di Mesir yang diterima, tulisanku. dan sedihnya aku tak bisa menghadiri acara launching itu. aku masih ada di Mesir, bersiap menghadapi ujian.

dan akhir Juni 2013 esok, kita berancana memecahkan rekor Muri, buku dengan launching terbanyak di Indonesia, bahkan di dunia. semoga berjalan lancar.

0 Responses

Posting Komentar

abcs