Pertemuan Kembali

Rabu, 22-Juni-2011


hari ini ujian ketigaku, Fiqh. malam ini aku hanya tidur dua jam untuk mengejar ketinggalanku. kitab Fiqh ku hilang, sudah aku cari kemana-mana, tetap tidak aku temukan. dengan sangat terpaksa aku meminjam kitab fiqh teman dari fakultas lain, Alhamdulillah...pembahasannya tidak jauh beda dengan Fiqh-ku.


menjelang tengah malam kemarin, Hakim, teman sefakultasku menelpon, mengajak ku untuk datang ke kuliah pagi jam delapan tepat. aku menyatakan ketidaksanggupanku. karena sebelum berangkat, aku mengulang pelajaran yang sempat aku hafal.


kasihan si Hakim, karena "korban" Evakuasi kemarin, dia terlambat kembali ke Mesir. pengurusan visa dan tiket yang melambat, menyebabkan pemuda satu ini terlambat datang ke Mesir, laki-laki berdarah sulawesi ini tiba ke negeri seribu menara hanya beberapa minggu sebelum ujian. dia tidak mempunyai kesempatan untuk mengikuti Muhadlarah (kegiatan Kuliah).


*******


jam sembilan aku berangkat, Alhamdulillah langsung dapat bis saat mulai melangkahkan kaki ke luar asrama. aku benar-benar bersyukur, menjelang ujian ini, aku selalu mendapatkan bis dengan mudah, benar-benar karunia Allah yang tiada terkira.


bis melaju dengan santai, tanpa berteriak ke sopir, bis sudah berhenti, tepat di jembatan layang. terlihat di sepanjang jalan penduduk mesir berjualan alat-alat tulis. memang sedang musim sekarang. menjelang ujian banyak penjual alat tulis tersebar di seluruh sudut universitas kami.


aku masuk dan segera mengambil tempat yang tenang untuk mengulang hafalanku. satu persatu teman-teman berdatangan duduk di sampingku, mengerjakan hal yang sama denganku, Muraja'ah.


jam hampir menunjukkan pukul sepuluh, kami bergegas menuju tangga untuk menaiki lantai kedua gedung kuliah kami. dan sejenak aku terlihat kerumunan orang-orang.


aku menghentikan langkahku, aku tidak percaya apa yang baru saja aku lihat, Mos.....Mostafa Atef...


Allah...sudah hampir setengah tahun kami tidak bertemu, sejenak dalam perjalanan ke kuliah aku mengingat Mostafa. semester dua ini, aku tidak pernah melihat dia. pemuda yang sibuk, bahkan di ujian Syafawi(Ujian Lisan) dan Ujian Tahriri (Ujian Tulis) pun aku belum melihatnya.


akhir-akhir ini, dia sering muncul di televisi berdialog tentang al-Qur'an, dan pertemuan dengan para syaikh dan ulama' Alexandria. juga mengadakan acara amal bersama anak yatim. Allah...alangkah beruntungnya pemuda ini.


aku lihat dia dikerumuni para pemuda berjubah putih, nampaknya teman-teman sudah banyak yang tahu siapa dia sebenarnya.


aku perhatikan dia, terlihat begitu bahagia. aku tidak berani menggangu kesenangannya, dan saat mata Mostafa menangkap sosokku, aku cuma menyapa dengan mengangkat tanganku sambil melukiskan senyum di kedua bibirku.


Mostafa terkejut, dia langsung menerobos kerumunan, sejenak dia tidak menghiraukan orang-orang yang berdiri disekitarnya, dia menghampiriku. aku tersenyum dan menyodorkan tanganku untuk menjabat tangannya. tetapi dia tidak menjabat tanganku, dirangkulnya tubuhku. seraya mencium pipi kanan-kiriku, sambil berteriak... Kaifa Haluk ya Habibie..!!. aku senang mendengarnya.


aku senang dia masih memanggilku Habibi...
sepengetahuanku, ada tiga tingkatan panggilan orang mesir.
pertama Shodiqi(temanku), panggilan untuk orang yang kita temui di jalan atau orang yang baru kenal.
kedua Shohibi (Sahabatku), panggilan untuk teman akrab.
dan ketiga, yang paling tinggi derajatnya, Habibi(kekasihku), panggilan untuk teman yang benar-benar erat. bahkan kita dianggap seperti keluarga sendiri.


orang-orang kembali mengerumuni Mostafa, dia tidak bisa mengelak. lama aku menunggunya, dia tidak juga berhenti memberi keramahannya kepada orang-orang. aku tidak enak jika menganggunya. aku sentuh pundaknya untuk pamit ke lantai dua. tak lupa aku meminta do'a kepada Mostafa sebelum pamit.


aku bergegas ke lantai empat, segera duduk di tempat yang biasa aku duduki. sebuah lorong sempit tempat ujian kami berada. aku beruntung tidak seperti fakultas lain. fakultas Syari'ah dan Ushuluddin mahasiswanya membludak, jangan heran jika saat ujian sampai harus ujian di tempat parkir. karena memang ruangannya tidak mencukupi. wajar jika tidak ada absen di universitas ini. tidak ada kewajiban untuk menghadiri kuliah, asal saat ujian bisa menjawab pertanyaan. makanya banyak mahasiswa yang bolos, dari negara manapun, termasuk Indonesia.


*******


di lorong yang sempit ini, bisa dibilang, aku satu-satunya orang Indonesia, di depanku orang Cina, belakangku orang Malaysia dan orang-orang kulit hitam entah dari negara mana, dia paling depan ada orang Tazikistan, awalnya aku kira dia orang Rusia, Wajahnya mirip Tom Cruise. dengan rambut agak kemerah-merahan.


di samping kami, terlihat sosok 'Ammu (sebutan paman atau pekerja mesir) yang mondar-mandir menawarkan teh dan air. aku tidak tahu itu dijual atau disediakan secara gratis, aku takut nanti disuruh bayar, maklum uang pas-pasan untuk bayar bis pulang. selain itu nanti takut kerepotan, takut tehnya tumpah ke kertas ujian karena mejanya terlalu sempit.


kertas ujian dibagikan, aku mulai menggoreskan tinta di atas lembaran putih itu. sejenak aku mengingat Mostafa. hari ini aku belum puas bercengkrama panjang lebar dengannya...semoga pertemuan selanjutnya akan menjadi lebih baik......






Zhie
5 Responses
  1. Unknown Says:

    Assalamu'alaikum , hai zain bisakah saya tau link FB anda atau link lainnya? Saya tertarik sekali dng Mostafa Atef, saya harap bisa dapat banyak informasi dari anda,jika anda berkenan... Terimakasih sebelumnya, semoga اَللّهُ membalas kebaikanmu..

  2. Unknown Says:

    Boleh tau jg donk akh fb sampean.. saya pun fans berat mostafa.. tolong sampai kan salam saya ya kalo sampean ketemu beliau lg

  3. Anonim Says:

    QOMARUN...QOMARUN...QOMARUN SIDNAN NABI..QOMARUU..UUN
    WA JAMIL...WA JAMIL....WA JAMIL SIDNAN NABI..WA JAMIL.....

Posting Komentar

abcs