Sunyi Dalam Gelisah


Kamis, 3 Mei 2012

Pukul setengah lima sore ponselku kembali berdering. Saat itu aku tengah melahap lembaran al-qur’an dan memasang ponselku ke sound tuk mendengarkan music. Nama Khloud kembali muncul di ponsel merahku.

Aku melihat sekelilingku, banyak teman. Aku tidak enak mengangkat telepon di hadapan mereka. Aku tidak ingin mereka menganggap aku sombong dan pamer, mentang-mentang digandrungi perempuan-perempuan luar negeri.

Aku pernah beberapa kali mengangkat telepon di hadapan mereka. Tentu wajah-wajah iri dan tidak suka Nampak di raut mereka. aku ingin menjaga hati mereka, tidak ingin merusak persahabatan.

Aku ingat masa laluku, saat teman-teman mengolok dan mencelaku karena tidak mungkin aku bisa menikah dengan gadis luar negeri (baru impian, hehe. Namun keputusan terbaik hanyalah di tangaNya), kenalan dan teman dekatpun tidak punya. Dan kini giliran mereka yang tertutup mulutnya. Melihat seringnya aku berjalan dan diundang ke acara-acara tertentu oleh banyak perempuan dari Negara lain.

Tentu mereka merasa terpukul karena menjilat ludah mereka, merasa terkalahkan oleh langkahku. Namun aku sekeras mungkin merendahkan diriku di hadapan mereka. aku tak ingin merusak tali itu.

Entah, aku hanya berpegang kepada hadits Qudsi yang kurang lebih penafsirannya, “ jika seseorang berpikiran baik kepada Allah (misal do’anya PASTI akan dikabulkan), pasti Allah melakukan apa yang hamba itu pikirkan (do’anya beneran terkabul).”

(Pernah baca buku The Secret kan? Setelah aku teliti ternyata teorinya sama betul dengan hadits Qudsi ini)

***

Karena lamanya aku merespon, akhirnya ponselku berhenti bordering. Aku ingin menelponnya balik, namun aku mengurungkannya. Aku akan menghubunginya via online malam atau sore ini, karena aku pikir lebih efektif.

 Tak berapa lama, ponselku kembali bergetar. Kali ini nada SMS yang berbunyi. Dari nomor yang sama. Kheloud.

Zein, ku harap kamu baik-baik saja dan tidak tinggal di Abbasea.
Tinggallah di Nasr City bersama teman-temanmu.

Seperti biasa, Kheloud terlalu mengkhawatirkan aku. Beberapa hari ini, di dekat asramaku, Abbasea kembali terjadi demo. Memakan banyak korban. Di internet bermunculan wajah para korban yang bersimbah darah. Tentu siapapun akan merasa takut melewati kawasan itu.

Beberapa pelajar dari Indonesia dan Bangladesh ditahan. Mungkin saat mereka berjalan, kebetulan tidak membawa paspor atau identitas lain. Aku dengar dari teman Bangladesh, plajar Indonesia yang di penjara satu sel selalu menangis sepanjang hari. Hhh.. riskan mendengar berita itu.

Sorenya, aku jelaskan kepada Kheloud keadaanku. Asramaku adalah tempat teraman di seantero Mesir. Di dalamnya banyak duta dari berbagai Negara. Jika satu orang saja terluka, tentu akan merusak hubungan kerja sama antar Negara, atau bahkan lebih parah.

Dengan sedikit penjelasanku, akhirnya Kheloud bisa menenangkan diri. Aku tidak ingin membuat orang lain mengkhawatirkan aku, khususnya gadis bersuara lembut itu. Di bulan ini dia menghadapi ujian terpentingnya, apa jadinya jika dia tidak fokus karena aku?

Entah di seberang sana, seperti apa perasaan Kheloud saat ini.
Allah, tenangkan hatinya…
Yakinkan kepadanya bahwa aku baik-baik saja di tanahMu ini…

Zhie
0 Responses

Posting Komentar

abcs