Cinta Dalam Kertas


Kamis, 27 September 2012



“BABY I LOVE YOU! ALL I NEED IS YOUR DU’A”
Tulisan itu begitu masuk ke dalam relung hatiku. Seketika perasaanku penuh membuncah, penuh akan rasa cinta. Tanganku bergerak memandangi pesan berhuruf capital itu. Aku mendongakkan kepalaku, memandang atap Bank Qahirah, bercat putih agak kekuningan. Pandanganku seolah menembus langit mencipta sebuah do’a yang ingin kusampaikan kepada si pengirim tulisan itu.

Aku tak tahu kalau tulisan sederhana itu memberi efek yang luar biasa. Tanganku gemetar. Aku elus kertas itu di pipiku. Dadaku sesak, penuh dengan rasa cinta. Seolah sehelai kertas itu mengalirkan kasih sayang ke seluruh pori dan nadiku.

Siang ini aku ke Bank Qahirah bersama seorang temanku. Mengambil kiriman Money Gram dari ibu Amerikaku. Juli lalu dia mengirimu uang karena tahu ponselku rusak. Aku sudah menolak beberapa kali dan berkata lebih baik kalau uang itu untuk Sarah dan Sophia. Namun ibu memaksaku, “Aku tidak pernah melakukan sesuatu untukmu nak… setidaknya aku bisa melakukan sesuatu pada ponselmu.”

Aku kalah dengan kegigihan ibu. “Kamu butuh berapa nak?”
Hhh… aku tidak enak hati kalau ditanya seperti itu. Toh… kalau aku meminta sejumlah uang aku takut akan merepotkan ibu. Dia single parent kerja dari pagi sampai malam untuk membiayai Sarah dan Sophia. Juga membiayai ayah-ibunya (kakek-nenekku).

Ibu begitu tegar menjalani kehidupan yang begitu berat di New York. Saudari-saudarinya membencinya karena keislamannya. Dan terkadang kebencian mereka memberi efek kepada dua adik kecilku, Sarah dan Sophia. Aku heran darimana sumber kekuatan ibu menghadapi semua itu?

Akhirnya aku tidak menyebutkan jumlah pasti yang aku butuhkan. Aku ingin ibu yang menentukan. Sebelumnya sudah aku beritahu terlebih dahulu bahwa aku tidak memerlukan banyak uang untuk membeli ponsel. Cukup ponsel murah yang bisa untuk menelpon dan mengirim sms.

Dan 80 Dolar[1] dikirim untukku. Aku sempat bingung mau ditransfer kemana uang ibu karena aku tidak punya rekening, tidak punya paypal. Untung ada Money Gram. Jasa pengiriman uang tanpa harus punya rekening.

Bulan Juli ibu mengirim dan sebenarnya bisa ku ambil hari itu juga, namun ternyata tidak semua bank mempunyai jasa Money Gram. Aku jelajahi satu demi satu bank yang ada di Mesir namun usahaku sia-sia. Aku letih dan putus asa. Aku sempat tak memikirkan uang yang dikirim ibu lagi, namun aku merasa sangat bersalah. Aku merasa bersalah karena tidak mempedulikan uang yang dikirim Ibu.

Kenapa kau begitu tega mengacuhkan uang hasil tetesan letih ibu. Aku merasa bersalah karena putus asa. Dan secercah cahaya muncul menghampiriku saat aku menerima SMS dari temanku.
“Jay, duit ente yg ditransfer sudah diambil? Saya sudah nemuin bank yang ada Money Gramnya.”

*******

Dan di sinilah aku sekarang, di Bank Qahirah. Aku menunggu antrian, dan si petugas memberiku selembar kertas kepadaku. Sebuah pesan dari si pengirim.

“Sayang… aku mencintaimu! Yang aku butuhkan hanyalah do’amu.”

Hatiku mencair membaca kata-kata itu. Ibu yang sungguh romantis. Seketika itu aku meminta kepada Allah untuk menjaga ibuku, aku ingin ibu diberi ketegaran menjalani islamnya.

Ibu… meski tidak kau pinta aku akan selalu mendoakanmu ^_^




Zhie



[1] Kurang lebih 800.000 Rupiah
0 Responses

Posting Komentar

abcs