Usaha

Masih tentang cerita si Anar.

Dia berkata kepadaku, “Kamu sering WorkOut di Gym kan? Saya sering melihatmu.”

Ahahaha, aku terkaget. Padahal kita baru kenal, namun dia mengetahui kalau aku sering pergi ke Gym. Dan hal yang serupa terjadi sebelumnya. Saat di luar asrama, saya bertemu guru Tanzaniaku.

“Hey Zain, Bagaimana kabarmu?”

“Saya tahu kamu sering olah raga di Gym kan?”

Aku terkaget, bagaimana dia tahu. Bagaimana berita ini menyebar. Gak tanggung-tanggung, yang tahu orang-orang non-Indonesia.

Aku melihat sisi lain mahasiswa Al-Azhar di dalam Gym ini, terutama saat ujian. Meski berolah raga, tangan mereka tak lepas dari buku agama atau helaian kertas rangkuman pelajaran.

mereka mengangkat beban, dan istarahat beberapa menit dengan membaca buku agama. Mereka bisa menyeimbangkan antara fisik dan jiwa.

“Muslim yang kuat lebih dicintai Allah daripada muslim yang lemah.” Yup, begitulah sabda Rosul.

Sungguh berbeda dengan kebanyakan ulama di Indonesia. Mereka selalu beribadah tanpa memberikan hak kesehatan bagi tubuhnya. Jarang dan hampir tak pernah berolah raga.

Di akhir, tubuh mereka begitu lemah. Tidak bisa berdakwah dengan maksimal karena tubuhnya saki-sakitan dan mudah capek.

Memang sangat bagus, jika kita terlena dengan kedekatan Allah sampai lupa hal-hal keduaniawian. Tapi, bukankah Tubuh yang kita miliki saat ini juga titipanNya. Bukankan menjadi kewajiban kita merawat “barang titipan” itu yang nantinya akan dikembalikan kepadaNya.

Yup, terkadang hal yang tak terduga terjadi. Seperti munculnya penyakit kronis meski kita sudah berusaha merawat tubuh. Namun, Allah menghargai setiap usaha yang kita kerjakan.

Setiap usaha akan selalu dihargai, yang kita butuhkan adalah percaya.
0 Responses

Posting Komentar

abcs