Jum’at, 16 Agustus-2011
Dear Allah…..
Perasaan ini, kenapa harus menyelimutiku saat ini.....
Rasa yang begitu mencabik-cabik hati, tapi menyenangkan
disimpan…
Pagi ini, aku terbangun pukul setengah empat. Terbangun dari
mimpi yang sama sekali tak pernah aku bayangkan.
Aku sempat berpikir, jika persahabatanku dengan Kheloud
hanya sebatas mimpi, alangkah perihnya hati ini.
Saat aku masih bekerja di Resto Cina, boss selalu
memarahi kami tanpa alasan yang bisa diterima akal.
Rasa putus asa sempat
hinggap di lubuk hatiku. Tetapi…..sesaat kemudian….kenapa wajah Kheloud yang
muncul di benakku Ya Allah…? Kenapa bukan wajah keluargaku, atau wajah
teman-teman terdekatku, orang Indonesia? Sesaat kemudian, aku merasakan
perhatian Kheloud yang begitu menenangkan hati, dan kasihnya yang begitu
menentramkan sanubari. Sedikit demi sedikit kegalauanku sirna.
Saat itu, aku coba telusuri hatiku yang paling dalam, apakah
aku jatuh hati pada Kheloud? Saat itu juga aku pastikan tidak ada rasa cinta di
dadaku. Aku bersyukur. Aku hanya ingin menjadikan hatiku ini dipenuhi rasa cintaku
kepadaMu Ya Allah…
Tetapi…..perasaan itu seketika berubah seiring berjalannya
waktu….
><><><
Saat aku mengunjungi Book Fair di American University
in Cairo. Aku memandangi tumpukan buku yang tertata rapi dan enak dilihat.
Seketika hatiku bergumam, “jika bukuku dan buku Kheloud dikumpulkan menjadi
satu. Mungkin akan menjadi sebanyak ini. dan bisa membuat perpustakaan
pribadi.” Allah…kemudian aku tersadar dan segera aku tepis jauh-jauh perasaan
itu.
Di hari yang lain, aku berpikiran, “Allah….jika Kheloud
menjadi istriku nanti, tentu akan menyenangkan. Orangnya mudah akrab dengan
orang lain, tentu mudah akrab juga dengan orang tua dan sanak-keluargaku. Penuh
kasih sayang. Dan cepat belajar bahasa asing. Tentu bukan hal yang sulit
baginya belajar bahasa Indonesia. Toh…dia bisa sedikit-sedikit bahasa Indonesia,
meski Cuma satu-dua kata.” Allah….aku kembali tersadar dan berusaha mengusir
jauh-jauh perasaan ini.
Kenapa perasaan ini tiba-tiba berubah? Dari persahabatan
menjadi cinta Ya Allah? Apa ada hubungannya dengan sedekah yang rutin aku
jalani baru-baru ini. sebelum aku melakukan rutinitas sedekah tiap harinya,
tidak ada perasaan cinta yang hinggap di hatiku.
Sejak sebulan yang lalu, hidupku terasa hampa. Aku perlu
mencoba melakukan hal baru. Mencoba berbagi dengan orang lain tiap harinya. ku
coba paksakan diriku bersedekah setiap hari, kepada pengemis yang bertebaran di
jalanan. Tidak peduli saat itu aku punya uang atau tidak.
Beberapa hari awal, aku akui sangat berat. Aku tidak bisa
tulus memberi. Belum bisa merasakan apa itu keikhlasan. Aku masih memikirkan
pulang pakai apa nanti? Makan pakai apa nanti kalau semua uang aku berikan?
Menginjak dua minggu pertama, aku mulai bisa merasakan
kenikmatan rutinitas harianku. Perasaan tentram menjalar di seluruh pikiran dan
jiwaku. Hidupku terasa kian berwarna. Aku bahagia, aku senang. Aku lebih
mengedepankan orang-orang yang terkelungkup di jalanan daripada diriku sendiri.
Aku tidak peduli walau aku harus berjalan kaki dari kuliah ke asrama. Aku tidak
peduli walau aku kelaparan menahan lapar. Yang terpenting, aku mendapatkan
kesejukan.
><><><
Perasaan cinta ini, apakah hadiah dariMu Ya Allah? Atas
balasan sedekah yang aku lakukan tempo hari?
Aku sama sekali tidak mengharapkan perasaan cinta ini tumbuh
Ya Allah…. Tetapi, jika ini memang hal terbaik yang Engkau berikan untuk hamba,
dengan senang hati hamba akan mengikuti skenarioMu.
Aku tahu Engkau hanya akan memberikan cobaan yang mampu
dilewati hambamu. Aku tahu Engkau Maha Bijaksana. aku tahu…..
Posting Komentar