Goresan Pena dari Sang Cleopatra



Rabu, 25-Oktober-2011

Hari ini, hari ulang tahunku. Hampir bertepatan dengan hari berdirinya PBB(Perserikatan Bangsa Bangsa) yang jatuh pada tanggal 24 Oktober.

Sejak aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar, aku selalu membanggakan hari lahirku. Aku selalu berkata kepada temanku, kalau hari lahirku satu hari setelah PBB didirikan.

Aku merasa, hari ini tiada kegiatan yang berarti. rasa yang kurang berkesan saat ulang tahun menjemput. Seharian hanya duduk di depan laptop.

Untuk menghilangkan penatku, aku mengecek inbox yang sudah lama tidak aku buka. Ada pesan dari Kheloud, seorang mahasiswi mesir. Dia mengirimkan pesan ini pada tanggal 21 Oktober. Pikiranku flashback ke kejadian beberapa hari yang lalu. Di tengah dinginnya malam, saat aku berkumpul bersama para kru. Jam sembilan tepat, Kheloud menelponku.
Izzayak Zein[1]?”
Aku spontan menjawabnya, “kuwais[2]!!”
“Kheloud, maaf sekarang aku ada agenda”
“Oh….gitu, kalau gitu aku telpon kamu satu jam lagi yaa”
Aku terdiam, aku ragu. Aku tidak yakin acaraku selesai hanya dalam waktu satu jam. Tetapi, rupanya Kheloud mengerti respon diamku.
“Zein, kalau begitu, miscall aku saja kalau acaramu sudah selesai”
Wah…sungguh hebat perempuan Mesir ini. mengerti sekali apa yang sedang aku pikirkan dan rasakan. Dia mengerti keadaanku, padahal aku tidak mengucapkan sepatah katapun.

Saat acaraku sudah usai, aku miscall dia, lama aku menunggu tetapi tidak juga dia angkat. Mungkin dia sudah terlelap. Aku kirimkan sms ke dia. dan mengucapkan selamat malam.

Aku klik pesan Khelod dengan Mouseku yang berwana hitam keperakan itu.
“salam, bagaimana kabarmu Zein? Ponselku saat ini tidak berfungsi dengan baik, jadi aku tidak bisa membalas sms-mu. Saat aku menelponmu, aku hanya ingin memastikan keadaanmu. Dan bertanya tentang kesehatanmu. Dan bagaimana belajarmu? Sudah lama aku tidak mendengar kabarmu. Aku ingin kamu. Dan ingin meyakinkan kamu tidak sendirian.”

Ceile Kheloud…pesanmu kok kayak orang lagi pacaran gitu. Hahaha membacanya hatiku jadi deg-degan.

Kalau dipikirkan kembali, lebih dari satu bulan kita tidak bertemu satu sama lainnya. Padahal, dulu dalam dua minggu kita bertemu lima kali. Karena aku disibukkan oleh menulis dan wawancara, juga karena Kheloud sibuk kursus di beberapa tempat. Akhirnya kita tidak bertemu dalam waktu yang lama.

Pertemuan kami terjadi karena kesamaan hobi. Sama-sama suka bidang kesenian. Saat itu, aku iseng-iseng menggambar di salah satu buku teman Mesirku. Dan saat Kheloud melihat gambar itu. Dia bertanya, “siapa yang menggambar ini? aku ingin bertemu dengan orangnya!”

Saat aku menuruni tangga di Cairo University, Kheloud ada di samping tangga, menungguku.
“permisi, nama kamu Zein ya?”
Aku menganggukkan kepala.
“aku suka gambarmu…!”

Dari situlah persahabatan kami mulai terjalin. Dia sering mengajakku keluar berdua melihat pameran kesenian. Dan dia memberiku hadiah origami[3] buatannya sendiri. Begitu juga aku membuatkan sebuah buku yang berisi gambar buatanku. Dia sungguh sangat senang menerimanya.

Saat aku mengajak dia menghadiri acara yang diselenggarakan pelajar Indonesia. Orang-orang heboh melihat kami berdua. Gosip bertebaran di mana-mana. Ada yang mengira kami pacaran sambil berceletuk, “Zay, mesra sekali kalian berdua.”
Sampai ada yang meminta tips mendekati cewek Mesir. Haha .
Memang hal yang langka, Mahasiswa Indonesia berjalan berdua dengan perempuan luar negeri. Mereka sudah belajar dan hidup di luar negeri. Tetapi nyali mereka menciut saat berkenalan dengan para perempuannya.

Saat aku mengajaknya keluar pun, aku tidak berbuat macam-macam. Terkadang aku memintanya untuk membuat tulisan di buletinku. Karena dia menguasai lima bahasa asing. Bayangkan…!!. Wanita mana yang menguasai lima bahasa asing dalam usia semuda itu. Selain bahasa ‘Amiyah Mesir, dia juga mengerti bahasa Arab Fushah, bahasa Perancis, Inggris, Korea dan Rusia.

Dan yang membuatku terkesan, di kala kesibukan kursus belum menghampirinya. Dia meluangkan waktu kosongnya untuk mengajar al-Qur’an anak-anak berkebangsaan Rusia di masjid.

Dan saat kami berdua berdiskusi di Ashab Gami’[4], orang-orang Mesir yang lewat memandang kami, mengira bahwa kita sudah bertunangan bahkan sudah menikah. Haha.
Untungnya Kheloud menjelaskan bahwa kita hanya teman. Berada di sini karena belajar bersama.

Sampai saat ini, belum juga aku membalas pesannya. Menunggu waktu yang tepat. Tapi entah kapan. Dan apa yang sedang aku tunggu?

Zhie


[1] Bahasa Mesir yang artinya “bagaimana kabarmu Zein?”
[2] baik
[3] Seni melipat kertas dari Jepang
[4] Tempat yang menjual aneka minuman dan jus
0 Responses

Posting Komentar

abcs