Kamis, 19 April 2012
Kini aku berada dalam satu bis bersama Kheloud. Ada satu alasan
kenapa aku masih di dalam bis bersama Kheloud. Aku melihat dia bersedih. Aku tidak
yakin, itu kesedihan atau kemarahan? Pada awalnya Kheloud memintaku untuk
pulang, namun aku tidak tega dan berkata, “aku akan menjadi penjagamu,
memastikan kamu selamat sampai rumah.” Dia tersenyum dan mengizinkanku.
Aku ingin memastikan, apa dia bersedih hati karena aku? Aku tanya
alasannya namun dia berkata, “aku sedih karena tidak bisa mengikuti kuliah
umum.” Aku yakin tidak hanya itu, namun dengan rapat dia berhasil menyembunyikannya
dariku. Setidaknya, aku kembali bisa membuatnya tertawa. Yang dia butuhkan
hanyalah aku di sampingnya.
Dia pernah berkata, pernah beberapa kali marah tanpa alasan kepadaku,
namun rasa marah itu lenyap seketika saat dia berbicara denganku. Di akhir, dia
berkata, “Zein…aku merindukanmu…” apa itu salah satu alasan kemarahannya? Apa perempuan
yang merindukan seseorang terkadang marah pada orang yang dirindukan tanpa
suatu alasan yang jelas? Aku baru mengetahuinya hari ini.
Namun, perkataan Kheloud yang terakhir (Rindu) membuat
debaran jantungku kian tak teratur. Allah….aku tak ingin merasakan virus itu Ya
Allah. Virus merah jambu yang bernama cinta. Di bi situ aku duduk begitu dekat
dengan Kheloud, dekat sekali. Sampai aku bisa melihat bibirnya yang semakin
berwarna Orange. Allah…..lindungilah hamba dari godaan syaitan. Aku membaca
istighfar berkali-kali.
Aku kembali melihat senyum dan tertawanya, keceriaan sudah
kembali menghias wajahnya. Dia bercerita panjang lebar, terutama tentang
keluarganya. Dia berkata kalau nnek moyangnya berasal dari bangsa Iran. Dia berkunjung
di Mesir untuk belajar dan akhirnya berkeluarga dan tinggal di Mesir.
Aku perhatikan dari dari depan ada anak kecil yang sungguh
imut. Anak laki-laki barwajah putih dan berambut pirang. Aku tersenyum
kepadanya, dia membalas senyumku dengan riang. Aku memberitahukan kepada
Kheloud bahwa ada anak kecil yang melihatku terus. Dia ikut mengintip dari
balik kursi. “Zein…..imut banget. Lebih imut darimu.”
Aku menimpali perkataannya, “nggak…!! Aku lebih imut dan
paling imut.”
Aku tertawa, dan Kheloud tak membalas perkataanku. Sepanjang
perjalanan anak kecil itu selalu tersenyum kepadaku, bahkan sampai mau turunpun
dia menyempatkan mencari-cari aku dan……………………………….menarik tanganku dan berkata,
“kamu mau kemana?”. Aku ditariknya tanpa sepengetahuan ibunya. Saat ibunya
menyadari bahwa ada aku di belakangnya, sang ibu cepat-cepat menarik dan
memeluk anaknya. Seolah berpikir aku akan menculik anak itu. aku hanya tertawa
dan sang ibupun baru menyadari kejadian yang sebenarnya.
Di tengah perjalanan, aku mengeluh kepada Kheloud, “aku kok
mau dibawa pulang ke rumahnya, memang aku seperti boneka.” Suara tawa itu
kembali terdengar, “Zein….sepertinya semua anak kecil suka denganmu. Seperti aku
yang memiliki sifat kekanakan, aku juga suka denganmu.”
Zhie
:' ) i like ur post ({})