Berburu Setetes Air


Ahad, 18 Maret 2012

Angin kembali berhembus sangat kencang. Kencang sekali. Membawa udara dingin yang menusuk tulang. Padahal beberapa hari yang lalu, udara sudah mulai panas.

Pagi ini aku berencana pergi ke kuliah dengan memakai kemeja lengan pendek. Namun saat langkah kakiku sampai di luar kamar. Aku bergegas kembali masuk ke dalam kamar. Membuka lemari dan mengambil kemeja lengan panjangku. (((( Dingin banget “-‘ )))

Aku belum mandi pagi ini. bukan karena aku malas atau pun karena alergi air. Tapi karena tidak ada air di asrama kami.

Air mati sejak aku terbangun subuh ini. Mulai masuk dari kamar mandi satu ke kamar mandi lain. Berharap ada menyisakan air di ember kamar mandi. Beruntungnya ada seember air di kamar mandi yang tersisa. Ah…alangkah baiknya seseorang yang menyisakan air itu untuk kami.

Aku basuh wajah dan kedua tanganku. Aku sempurnakan wudluku. lantas menghadap Sang Maha Pencipta. Hening. Dinginnya udara tak mengusikku. Lantunan demi lantunan aku baca mengiringi ucap syukurku di dalam sanubari.

Siang berlanjut. Air keran tetap tak mengeluarkan setetespun air. Begitu juga di asrama lain. Ah……sesuatu yang biasa terjadi di Mesir. Aku mencoba berjalan di Hamam Kabir[1]. Dan aku lihat sekeliling. Sepi? Tidak biasanya tempat ini sepi. Saat aku memutar salah satu kran kamar mandi. Panas??!!! Aku coba satu persatu. Semuanya Pnas..!!! tanganku hampir melepuh terkena panasnya air.

Pemuda bertubuh besar berkulit hitam menghampiriku, “hati-hati kawan….airnya semuanya panas..”

Air dingin habis..!!! yang tersisa hanya air panas. Hal yang baru pertama kalinya di Mesir. Air panas di sini jangan dikira air hangat sobat. Tetapi bener-benar air panas..!!! air ini bisa buat masak indomie. Terbayangkan bagaimana panasnya?
Aku memang mendengar dari senior beberapa tahun yang lalu, pernah terjadi air mati selama satu minggu di seluruh kota Kairo. Menyebabkan orang-orang tidak mandi, tidak masak, tidak mencuci. Sampai di datangkan air dari kota lain.

Aku juga merasakan saat-saat kehabisan air satu-dua hari di asrama. Membuat kita mengungsi ke tempat lain untuk mencari air.

Tetapi….bagaimana mungkin hari ini ada air panas sementara air dingin sudah lenyap tak berbekas? Lagi-lagi hal aneh yang baru aku ketahui di Mesir.

Angin masih tetap berhembus sangat kencang. Aku menyesal tidak memakai jaket. Setengah jam aku menunggu bis ke kuliah. Belum ada satu bis pun yang muncul.

Aku teringat kata salah seorang temanku. Kalau sejak kemarin tidak ada bis..!! perkataan yang membuatku tersadar. Entah ada apa lagi di Mesir. Teringat kejadian satu tahun yang lalu. Saat bis mulai lenyap di jalanan. Para sopir mogok kerja. Menuntut kenaikan gaji. Berimbas kepada kami. Para mahasiswa. Dua minggu sudah kita hidup tanpa bis. Terpaksa harus menaiki mobil mini dan oper beberapa kali untuk sampai ke tujuan. Menghabiskan waktu, tenaga dan tentu saja uang.

Aku berharap insiden itu tak terulang lagi. Aku kembali melangkahkan kaki ke Asrama. Berharap air sudah menyala…

Zhie


[1] Kamar Mandi Besar : pusat kamar mandi di seluruh asrama kami. Di sini air dingin dan air panas tersedia.
0 Responses

Posting Komentar

abcs