Hari Merah Jambu

Selasa, 14-Februari-2012

Kalian tahu hari apa sekarang? Yupz…!! Penduduk dunia menyebut hari ini hari Valentine. Hampir semua orang di seluruh belahan dunia merayakannya. tentunya bagi mereka yang beragama non-muslim. Parahnya secara perlaha sebagian orang muslim ikut merayakan adat yang diciptakan negeri Barat ini. begitu juga di negeriku. Sedikit demi sedikit adat ini sudah mendarah daging. Mereka lupa jati diri mereka sebenarnya. Bahkan di Negara muslim seperti Mesir pun terkena pengaruhnya. Beberapa hari sebelum Valentine. Tersebar pernak-pernik di jalanan Mesir. Juga dijual aneka benda berbentuk hati dan berwarna merah jambu. Tak jarang di beberapa majalah Mesir menawarkan paket liburan berdua selama Valentine.Para pemuda pasti sedang tenggelam dengan lumpur dosa mala mini. menikmati kesenangan semu.

Saat Boris. Teman sekamarku berselancar ke dunia internet dia baru menyadari kalau hari ini hari Valentine.

Teringat pertanyaan You Ran Kim  kepadaku.
“berapa coklat yang kamu dapatkan hari ini?”
aku hanya tersenyum dan berkata.
“tidak satupun coklat yang aku dapatkan hari ini”
“bagaimana bisa kamu tidak dapat? Aku kira kamu orang yang populer.”
Haha. Aku tertawa mendengar jawabannya.
“di negaraku tidak ada adat seperti ini”
Jawaban yang membuatnya diam sementara. Kemudian Ran bercerita panjang lebar apa itu White Day . Dan hasil poling tahun ini yang menyatakan mayoritas laki-laki tahun ini ingin diberikan arloji bermerek dari pasangannya.

@@@@@@@

“lho, sekarang hari Valentine yaa? Jay, ente kemarin malem nelpon cewek Mesir mau ngucapin Valentine ya?”
Ucapan Boris membawaku kembali ke alam sadar.
Aku membantah pernyataan Boris. Bagaimana bisa orang seperti aku mengucapkan hal demikian. Memang kemarin malam aku menelpon Kheloud. Bukan untuk mengucapkan hal-hal “sepele” seperti itu. aku hanya ingin tahu keadaannya. Dia sakit beberapa hari yang lalu.

Jika Mesut Ozil, seorang pemain sepakbola Jerman berdarah Turki saja menolak mentah-mentah merayakan Valentine. Bagaimana bisa, aku sebagai seorang mahasiswa al-Azhar merayakan hari hitam itu?

Beberapa muslimin Malaysia di Mesirpun sudah membuat “woro-woro”tentang haramnya merayakan Valentine jauh-jauh hari. Hebatnya keislaman mereka. Bisa dibilang Indonesia kalah. Sepengetahuanku rakyat Indonesia di Mesir tidak membuat “pengumuman” sejenis itu.

Cekikikan dan senda gurau pasangan tak Halal pasti banyak tersebar malam mini. menggelapkan suasana malam yang indah. Entah sebahagia apa mereka malam ini. Namun di tengah kebahagian yang memuncak. Pasti ada rona kesedihan yang dirasakan seseorang di tempat lain. Seperti yang dialami salah seorang temanku, Yaqin.

Di tengah kesenangan yang terlukis malam ini. Di kamar kami, terselimuti atmosfir kesedihan. Hari ini Ayah Yaqin menelpon. Meminta uang. Beban berat menelungkupkan pundaknya lagi. Sejak ujian semester lalu, dia tidak punya pekerjaan. Beberapa kontrak di restoran-restoran dia putus karena menghadapi ujian al-Azhar.

Tidak cuma dia. Kami yang saat itu satu kamar dengannya ikut merasakan aura kegelisahan itu. meski kami tahu ayahnya hanyalah seorang kuli bangunan yang tidak setiap hari mendapat pekerjaan. Tidakkah ayahnya mengeri keadaan anak Surabaya ini?. dia datang di Mesir bukan untuk menjadi TKI. Dia menginjakkan kaki di Kairo bukan untuk mencari uang. Mungkin bisa aku maklumi jika hanya bekerja satu-dua hari saja. Tapi ini…..hampir setiap hari.

Dia juga ingin merasakan nikmatnya belajar. Berangkat pagi membawa tumpukan kitab. Duduk mendengarkan dosen menerangkan pelajaran. Juga ingin merasakan sejuknya udara kajian di masjid-masjid. tidakkah mereka mengerti apa yang dirasakan anaknya?

Zhie

0 Responses

Posting Komentar

abcs