Ahad, 26 Februari 2012
Baru aku ketahui dari Kheloud. Ternyata Lin[1]
seorang muallafah[2].
Aku sudah menebaknya sejak awal bertemu dengan dia. Wajah sayu yang dia
tampakkan menanggung beban batin yang teramat dalam. Dan dia selalu menjaga
dirinya dari para lelaki. Dan pandangannya selalu menunduk. Perempuan yang
terjaga.
Dahulunya Lin seorang mahasiswi di salah satu universitas di
London. Mempunyai seorang teman laki-laki berkebangsaan Mesir. Mereka berdua
sering berdiskusi sampai akhirnya Lin masuk islam. Tentu keluarganya memusuhi
dia. Dan tidak menganggapnya lagi. Entah apa yang dia rasakan saat itu. orang
tua yang membesarkan membencinya. Sanak-saudara yang menemani hidupnya
mengacuhkannya. Teman-teman yang selalu meneminya menjauhinya. Ya
Allah….sebagai seorang laki-laki, aku tidak mampu menahan beban seberat itu.
bagaimana Lin bisa? Entah berapa tetes air mata yang keluar dari mata sayu itu.
perasaan sendirian yang datang, setelah hampir seluruh kebahagiaan terpenuhi.
Dan akhirnya dia tinggal di Mesir dan menikah dengan teman
Mesirnya. Belum sampai di situ penderitaan Lin. Beberapa tahun umur
pernikahannya, dia ditimpa musibah lagi. Musibah yang sangat menyayat hatinya
sebagai seorang istri. Suami tercintanya meninggal dunia. Matanya kembali
dipaksa untuk meneteskan airmata. Hatinya kembali diremukkan kesedihan. Begitu
berat cobaan perempuan Taiwan ini. Allah sungguh sangat menyayanginya.
Dan setahun yang lalu. Dia menikah lagi. Dengan teman
suaminya. Seorang pengajar bahasa Arab. Dan baru tiga bulan yang lalu, dia
merubah status warga negaranya. Menjadi warga Negara Mesir.
Allah…..berilah kebahagian kepadanya….semoga dia tetap
berjalan di jalanMU..
Posting Komentar