Senin, 14-Februari-2011
Hari ini ada pengumuman yang di tempel di Mat’am[1], pengumuman untuk menghadiri acara Maulid Nabi, emm….menurut berita memang tiap tahun orang
Kebetulan sekali, empat belas Rabi’ul Awal bertepatan dengan empat belas Februari, sama-sama tanggal empat belas. Sebagian orang muslim merayakan Maulid Nabi, orang non muslim malah merayakan Valentine’s Day.
Selesai sholat Ashar ku lihat orang
Mega merah mulai menyelimuti awan, ku mulai melangkah kembali ke masjid untuk menjawab panggilan Allah, sholat Maghrib pun sudah selesai ku jalani, aku mulai bangkit kembali tuk melaksanakan sholat Sunnah, tunduk, dan penuh keta’dziman.
Dalam heningku, ku dengar sayup-sayup orang mengumumkan sebuah undangan lewat mikrofon masjid, ah….mengganggu kekhusyu’anku.
Undangan untuk menghadiri Maulid Nabi usai sholat Isya’, itu yang aku tangkap, kemudian ada lagi satu orang yang berbicara, aku tidak memperdulikannya, aku ingin meneruskan Sholat Sunnah-ku dengan khusyu’, aku tidak ingin suara-suara itu menggangguku lagi.
Aku mngakhiri sholat Sunnah-ku dengan dua salam, aku berdo’a sejenak di dalam hati, kemudian aku tengadahkan kepalaku, ada sesuatu yang ganjil, orang-orang hitam berdiri dan menyerbu ke depan, tidak cuma itu, beberapa orang dari Negara lain juga ikut menyerbu ke depan.
Apa yang mereka lakukan di masjid suci ini?, ah….ku lihat orang tua berjenggot tebal yang sebagian memutih itu diserang
Apa yang terjadi? Aku bertanya kepada salah satu senior yang kebetulan aku jumpai disana, dia mengatakan, bapak tua tadi berusaha mengingatkan kepada kita, apa ada dalil hukum yang membolehkan merayakan Maulid Nabi?
Pantas banyak orang yang berdiri dan menyerangnya, waktunya kurang tepat kami rasa, orang-orang sudah capek-capek menghias dan membuat acara, ternyata langsung diingatkan seperti itu, coba kalau di ingatkan jauh-jauh hari, mungkin tidak seperti ini jadinya.
Dan orang-orang yang melindungi bapak tua itu sepertinya pemuda dari golongan Salafi yang pro dengannya.
Sholat Isya’pun kami lakukan, seorang pemuda mengumumkan lewat mikofon, Maulid Nabi akan di laksanakan usai Sholat Sunnah, ku bangkitkan tubuhku tuk melaksanakan sholat sunnah.
Ku diam dan tetap di masjid, sekedar ingin tahu seperti apa perayaan Maulid Nabi yang di laksanakan orang
Ah….pikiranku kembali teringat dua tahun terakhir ini, dua tahun ini aku selalu di undang menjadi bagian dari anggota panitia Maulid Nabi di desa Manyarejo, tahun 2009 aku di jadikan MC ( Master of Ceremony ).
Tahun berikutnya, 2010. aku tidak di undang, lebih tepatnya aku di undang tapi tidak bisa datang, karena saat itu aku ada di Ponorogo mengikuti tes masuk Universitas di Madinah.
Ku lihat sekeliling masjid asrama, tidak banyak yang hadir dalam acara ini, masjid tidak sampai penuh terisi. Orang
Acara di tutup oleh seorang mahasiswa S2 yang entah dari Oman atau Rumania, penampilannya biasa, dan terkesan berbeda dengan yang lainnya, mayoritas para hadirin memakai jubah, gamis dan baju taqwa, tapi beliau cuma menggunakan jaket kulit coklat, kacamata hitam dan penutup kepala.
Penampilannya sekilas mungkin kurang meyakinkan jika berada di luar, tapi jangan lihat dari penampilannya sobat, tapi lihat isi yang ada di kepalanya. Dia mampu menyihir para hadirin dengan kata dan dalil yang dia ucapkan.
Acara pun usai dengan di tutupnya doa yang di panjatkan mahasiswa S2 itu, ku beranjak dari dudukku, ku perhatikan sekeliling, semua pintu masjid di tutup kecuali satu pintu. Aneh ku rasa, aku pun melewati pintu yang terbuka itu.
Saat mulai menapakkan kaki ke luar pintu, orang-orang dari
Mmm…perutku kembali terisi malam ini, ku sibakkan selimut tuk menutupi malamku, ku ucap seuntai doa di hatiku, tuk menjaga di kala diam-ku. Ku terlelap……
Zhie
Posting Komentar