Insiden 'Ubaidilah', Bis Malam, dan ultah Cuprit

Selasa, 10-Mei-2011

Banyak kejadian yang menyenangkan terjadi hari ini, setelah Dzuhur aku pergi ke Sholah Kamil[1] bersama teman-temanku. Mengikuti ORMABA (Orientasi Mahasiswa Baru), yaa….semacam Ospek di Indonesia.



Padahal jauh-jauh ke Mesir, mengira tidak ada Ospek…ternyata tetap tidak lepas dari hal satu itu…Fuuuh… tapi untunglah Ospek disini tidak kejam seperti di Indonesia, yang terkesan menyiksa dan mengerjai mahasiswa baru habis-habisan. Kegiatan ospek disini hanya diisi seminar-seminar yang berkualitas, dengan para pemateri yang handal dengan tidak melupakan acara inti, makaaaaan..!!!.



Ospek berlangsung selama dua hari, hari ini dan besok. Tapi sepertinya aku tidak bisa mengikuti acara esok. Setelah Ashar, mbak Rini menelponku….



Rini : Zai…..besok kita Rihlah[2] ke (hehehe…aku lupa nama tempatnya), kamu mau ikut tidak? Kalau mau kita pesankan makanan-nya, kalau tidak juga tidak apa-apa.

Aku : iya mbak…!! Aku mau..!! berkumpul dimana?

Rini : di Hadiqah Dauliah[3], jam setengah tiga, datang jam tiga juga tidak apa-apa ^-^



Jika aku diberi dua pilihan, antara mengikuti ospek yang di hadiri pemateri handal dengan hadiah notebook dan modul sebagai fasilitas, dengan Rihlah bersama teman-teman Informatika. Aku lebih memilih Rihlah bersama Informatika.



Bukan masalah Rihlah-nya. Siapa sih yang tidak kepengen Rihlah? Bagiku…..acara ORMABA mungkin lebih baik bagiku, karena aku mendapat pengetahuan baru, tapi Rihlah bisa aku lakukan kapan-pun.



Tetapi itu bukan point penting yang aku pikirkan, Rihlah bersama Informatika. Jika yang mengajak orang lain, tentu aku tolak, tetapi ini…Informatika. Mereka sudah menjadi keluargaku. Aku yang tak punya keluarga di Mesir, mereka membentangkan tangan untukku, mengayomi aku, memberikan aku senyum dan tawa. Aku ingin melukis kembali kenangan bersama mereka, meskipun saat ini aku sudah mengundurkan diri dikarenakan berbagai alasan dan pertimbangan.



*******



Pemberian materi dibagi menjadi dua sesi, pertanyaan-pertanyaan sesi pertama dikuasai oleh anak-anak fakultas lain.



Empat pertanyaan pertama dilempar oleh Eva[4], cowok yang aku lupa namanya, Fardan[5], dan Dana[6]. Pertanyaan dan paparan mereka merenyahkan suasana karena joke-joke mereka, hanya saja Fardan yang kurang berhasil mericuhkan suasana, humor-humornya tidak berhasil membuat tertawa peserta. Ah….itu tidak menjadi masalah.



Usai sesi pertama, aku dan sahabat sefakultasku, Hariadi melakukan rencana. Dari sesi pertama tidak ada fakultas Dirasah yang angkat bicara, kami mengakui, kami adalah kalangan Minoritas, dilihat dari daftar hadir, ada puluhan perwakilan dari masing-masing fakultas, hanya fakultas Dirasat saja yang memiliki perwakilan dua orang, ya…dua orang, miris bukan?



Kami berencana menguasai pertanyaan di sesi dua kali ini, kita memang Minoritas tapi harus berkualitas, ucapku kepada Hariadi.



Sesi dua dimulai setelah Ashar, berangkat dari pengalaman, moderator memilih penanya dari maing-masing sisi tempat duduk, Hariadi berpindah menuju tempat duduk lantai atas, sementara aku tetap di bawah, ini startegi kami.



Pemberian materi berlangsung, diambil empat penanya, satu dari atas, Hariadi berhasil mendapatkan kesempatan itu, dua lainnya dari pihak laki-laki, dan celakanya penanya terakhir diambil dari pihak perempuan, aku belum mendapatkan kesempatan untuk bertanya.



Dan Alhamdulillah , Allah memberi kesempatan kepadaku, tidak ada dari pihak perempuan yang ingin bertanya, ini kesempatan terakhirku, banyak para laki-laki mengangkat tangannya, aku harus menang dari kompetisi ini, aku mengangkat tangan dengan badan sedikit agak berdiri, agar tanganku terlihat agak jauh lebih tinggi dari yang lainnya. Dan si moderator menunjuk, “ya…yang memakai kacamata itu” dia menunjukku, Alhamdulillah..!! aku mendapatkan kesempatan untuk bertanya..!! karunia Allah yang tiada taranya. Allah memudahkan jalan bagi kami untuk mengangkat nama fakultas kami.



Pertanyaan pertama dari Hariadi, pertanyaan rumit, menambah kesan mahasiswa Dirasat semakin berkualitas. Dua pertanyaan berikutnya sugguh garing, semua peserta hanya diam seribu bahasa, harus ada perubahan, tidak bisa acara seperti ini berjalan semakin membosankan, perlu adanya penggebrakan, Ice Breaking…!!



Giliranku yang bertanya, mike aku terima, aku tetap duduk tidak seperti penanya lainnya yang berdiri, keras kepala yaa? Itulah aku. Ahaha. Kemudian aku ditegur oleh moderator untuk berdiri dengan alasan agar Akhwat[7] bisa dengan jelas melihatku. Alasan itu yang semakin membuatku enggan untuk berdiri, aku tidak mau pamer kepada para gadis, harga diriku bisa rusak.



Awal mula aku mengomentari joke Pemateri[8] terhadap Moderator[9] yang berkata bahwa si Moderator tidak laku, aku berkata, “Bapak pemateri jangan salah sangka, meskipun dari luar tampak tidak laku, beliau sebenarnya sudah melakukan langkah khusus, bahkan beliau pernah mengajarkan kepada salah satu teman kami “langkah Tiga si”, kolekSI, selekSI, dan resepSI.



Tertawa ricuh mulai menghiasai ruangan Sholah Kamil. Aku berhasil memecahkan suasana. Disini aku memperkenalkan diriku sebagai Ubaidillah dari Fakultas Dirasah Islamiyah, aku memang sengaja, aku tidak mau menampilkan nama asliku seperti yang lainnya.



Kedua aku mengucapkan terima kasih kepada pemateri kedua, bapak Cecep, aku berkata, “terima kasih untuk pak cecep, anda telah menghibur saya”. Para peserta beserta moderator kembali tertawa. Tanpa ku sengaja aku kembali memecahkan suasana. Terkadang aku berpikir mereka terlalu melihat kata-kata spontan secara Dzahiri, tanpa mendalami terlebih dahulu makna tersirat yang terucap.



Aku akui perkataan bapak Cecep menghiburku, materi pertama yang terkesan membosankan bagiku, setelah datang pak Cecep, pikiranku kembali terbuka, penyampaiannya membuka kembali cakrawala berpikirku. Dan memberi pesan moral yang pas dan sesuai dengan keadaanku saat ini.



Aku lanjutkan kembali perkataanku, “saya terkesan dengan penampilan Bapak Cecep, Jas-nya, Dasi-nya, mirip Mario Teguh. ( keriuhan suasana kembali tampak, memecah keheningan semua sisi gedung megah Sholah Kamil )



“Salam Super[10]…pak Cecep” ( tak henti-hentinya aku menahan tawa, mendengar reaksi heboh teman-teman yang hanyut dengan suasana yang aku bawa )



Aku bertanya mengenai pembunuhan karakter, mulai orang-orang yang sering menjatuhkan dan mengejek aku, menghalangi aku untuk bergerak dan berprestasi juga pertanyaanku tentang penambahan misi dan visi.



Aku mendengar teman-teman dari arah belakang tertawa, mungkin itu orang-orang yang merasa pernah menjatuhkan aku, tapi aku sadar, mereka yang memberikan aku cambuk motivasi bagiku, membuatku terus berjuang dan menunjukkan kepada mereka bahwa aku tidak seperti yang mereka bayangkan.



Pertanyaan aku tutup, sebagian teman-teman meneriakkan namaku…Zainuddin..!! Zainuddin..!! dengan dihiasi suara tepukan tangan sebagai BackSound-nya ( ih…..sudah capek-capek make nama palsu, ternyata ketahuan juga )



Acara berakhir, aku melaksanakan sholat Maghrib berjama’ah bersama teman-teman. Dan tiba-tiba ada panggilan, “Ubaidillah…Ubaidillah….” Aku sayup-sayup mendengar dan……….



Dan aku baru menyadari kalau….. ITU NAMA PALSU YANG AKU PAKAI…!!! Aku menoleh ke belakang ternyata teman-temanku..!! mereka berdatangan satu-persatu sambil tertawa meneriakiku “Ubaidillah”.



Bermacam-macam komentar silih berganti menghujaniku,

Andi Arifin : “ aku kira siapa? Namanya Ubadillah tapi kok suaranya familiar banget.”

Rais : “ Juu…kamu tadi pake nama-nya siapa? ”



*******



Kami menunggu teman-teman lain yang masih menunaikan Sholat Maghrib, dan tiba-tiba Nunny menghampiriku, “Zein mau pulang ke Bu’uts tidak? Aku mau ke Darrasah naik apa yaa untuk menuju kesana”, dari belakang teman-teman menyorakiku……Ciee..Zainuddin…siapa itu..??



Nunny, Gadis kelahiran Saudi, banyak orang menilainya cantik dan anggun, gaya kerudungnya yang khas Arab sudah menjadi ciri khasnya. B.Arabnya super lancar dan baru-baru ini aku mendengar dia berbicara dengan B,Inggris saat menelpon. Dan satu kelebihan dari dia yang belum aku temukan dari gadis manapun yang aku temui selama ini. Ekspresi wajahnya selalu tersenyum, meskipun dia kecewa mimiknya selalu tersenyum.



Mari aku perjelas perbedaannya. Gadis manapun yang diberi gelar murah senyum, pasti masih memiliki mimik sedih dan kecewa, meskipun dihadapan orang lain selalu menutupi mimik dengan senyum. Tapi Nunny berbeda, sepertinya hanya mimik senyum yang ada di wajahnya, berkali-kali aku terkadang mendengar nada bicaranya yang kecewa…..tapi di wajahnya mimik senyum yang terlihat, mimik senyum asli, tanpa berniat menutupi kekecewaan. Gadis Unik.



Berkali-kali teman-teman menyorakiku dan menyindirku, akhirnya aku malu dengan sendirinya, kemudian aku mengajak Nunny keluar, teman-teman semakin keras menyorakiku, “Ciiee…..Malu…!!”



Dan Alhamdulillah, beruntunglah aku, ada bis menuju Darrasah yang berhenti menunggu kita, aku tunjukkan kepada Nunny bis itu, dan alangkah terkejutnya aku, satu bis diisi oleh mahasiswa Indonesia semua^^.



Suasana Malam di Bis yang sungguh menyenangkan, di tengah perjalanan ada beberapa orang Mesir yang terkejut melihat isi Bis yang seluruhnya orang Indonesia, mereka bertanya nama kami satu persatu, teman-teman mengaku bernama Bruce Lee, Jet Li dan petinju muslim terkenal Muhammad Aly.



Riuh suasana menghiasi perjalanan. Di dalam bis, teman-teman saling meledek, meledek kejadian tempo hari, saat Yazen kebetulan mencuci bersama para pekerja asrama di kamar mandi, “Si Yazen nyuci baju bersama paman-paman Mesir, mau buka Laundry Zen?”



Kemudian terlintas toko “Lulu[11] Center” , si Fathi bertanya apa artinya Lulu? Yazen yang sedikit kesal karena ejekan tadi mengangkat suara, Lulu ya Laundry..!!

Meledak tawa penumpang seisi bus.



*******



Sore hari sebelum acara ORMABA selesai…Cuprit, seorang sahabat yang aku temukan di situs jejaring sosial Paperdrink mengirimi aku pesan, “asssalamu’alaikum…Zhie sibuk?”. Aku menjawabnya, dan berencana tuk online dan chatting dengannya sepulang dari kegiatan ini.



setibanya di asrama ku lihat jam di Ponselku, terlukis angka setengah sembilan malam disana, aku urungkan rencanaku tuk online, karena terlalu larut, Cuprit pasti sudah terlelap, di Indonesia sudah lewat tengah malam.



Pagi hari usai melaksanakan sholat subuh, aku buka Paperdrink-ku, alangkah terkejutnya aku, ternyata hari ini Cuprit Ulang tahun sementara adiknya Ulang tahun sehari sebelumnya. Dua pasang saudara yang terlahir di tanggal 10 dan 11 Mei. Unik..!



Kebahagian yang tiada terkira, Momen yang tepat, Aku bersyukur kepada Allah…karena Allah memberikan aku kesempatan untuk online hari ini, sedih tiada terkira jika aku melewatkan hari ini.



Aku periksa status-statusnya, aku perhatikan dengan jeli waktu pembuatan status, ternyata dia keluar makan malam bersama keluarga-nya saat mengirimiku sms kemarin sore.



Ku rangkai kata demi kata, kukirim secara istimewa teruntuk sahabatku di seberang, yang memberiku banyak pelajaran kehidupan meski (mungkin) dia tidak menyadarinya, Cuprit…



Seikat kata sederhana aku kirim untuknya, kata yang pernah aku kirim untuk Mbak Rini menjelang ultah-nya. Karena bagiku….mereka berdua adalah orang-orang yang sangat berarti dalam kehidupanku.



YiHiiiii....!!!
Cuprit ultah ^^ 11-Mei yaa ^^

Ya Allah...!!!! Alhamdulillah..!! hari ini aq tdk terlewat...masih bisa ngucapin selamat...^^

kian lama umur kita semakin terkikis….dan tanpa terasa Allah akan mengutus Cahaya-Nya menjemput qt

hiasi umur yg tersisa dg kebaikan

Allah melihat…..jg mendengar…..tetesan kebaikan yg qt persembahkan utk-Nya

sahabatmu
Zhie






Zhie



[1] Salah Satu Auditorium di Kairo, untuk membuat acara besar, kerap kali mahasiswa Indonesia memakai Sholah Kamil sebagai tempat.

[2] Jalan-jalan.

[3] Taman Internasional.

[4] Mahasiswai Ushuluddin marhalah Byzantium.

[5] Mahasiswa Darul Lughah dari Mu’allimin.

[6] Teman sekamarku sekaligus teman satu organisasi, Almasry dan Informatika.

[7] Gadis-gadis (umumnya diartikan sebagai “para saudara perempuan”)

[8] Pemateri pertama Bapak Mukhlashon.

[9] Moderator saat itu Jamal Abdul Lathif.

[10] Kata khas Mario Teguh.

[11] Permata.

0 Responses

Posting Komentar

abcs